Page 4 - UKB1
P. 4
tajam, keris, pedang, tombak, rencong, dan lainnya, siap menghadapi serangan Tentara
Sekutu Inggris dan NICA.
Detik-detik Perang Sabil 10 November 1945
Disusul sehari sebelum pecah pertempuran, 9 November 1945, Mayor Djenderal R.C
Mansergh Komandan Tentara Angkatan Darat Sekutu memberikan ultimatum kepada
segenap rakyat Indonesia agar menyerahkan senjatanya, paling lambat jam 06.00 pagi 10
November 1945. Ultimatum ini tidak didengar oleh rakyat. Semangat perjuangan Ulama
dan Santri tak goyah, walaupun harus menghadapi Tentara Sekutu Inggris dan NICA
ditambah Divisi India ke-26 seluruhnya berjumlah 15.000 orang. Dibantu dengan senjata
pemusnah dan beberapa kapal Destroyer-perusak dari Royal Air Force Inggris. Namun,
tidak mampu memadamkan semangat perjuangan melawan penjajahan yang sedang
berkobar di hati rakyat.
Dengan adanya Resoloesi Djihad yang dikeluarkan oleh Nahdlatoel Oelama, 22 Oktober
1945, Senin Pahing, 15 Dzulqaidah 1364 dan dari Partai Islam Indonesia Masyoemi, di
Jogjakarta 7 November 1945, Rabu Pon, 1 Dzulhijjah 1364 H, serta panggilan Takbir
dari Boeng Tomo, maka hadirlah para Ulama.
Dengan semangat dan jiwa patriotik penuh keberanian, pecahlah peperangan di Surabaya
10 November 1945, Sabtoe Legi, 4 Dzulhijjah 1364. Surabaya berubah menjadi lautan
api dan darah. Perang sabil ini, menampakkan keagungan semangat rela berkorban harta
dan keberanian jiwa yang tiada tara oleh para Ulama dan Santri bersama Tentara
Keamanan Rakyat- TKR yang merupakan gabungan dari para pejuang PETA, KNIL,
Hizbullah, Barisan Pelopor, dan Para pemuda lainnya
Ditambah dengan teriakan Takbir Allahu Akbar yang terus berkumandang dalam kancah
peperangan, menjadikan Tentara Sekutu, Goerkha dan NICA tidak berdaya. Mereka
tidak sanggup untuk meneruskan operasinya dan kehilangan senjatanya, sehingga mereka
harus kembali ke Jakarta untuk menguburkan serdadunya yang menjadi korban.
Tidak dapat dipungkiri, bahwa Perang Sabil 10 November 1945 di Surabaya, Sabtoe
Legi, 4 Dzulhijjah 1364, adalah hasil dari pengaruh semangat religius yang Islami.
Karena perang yang menentang maut didorong dengan keyakinan agama, akan bangkit
walaupun harus menghadapi musuh dalam jumlah besar.