Page 7 - UKB1
P. 7
2. Pertempuran 10 November
25 Oktober 1945, Sekutu yang dipimpin A.W.S Mallaby mendarat di
Surabaya.
Tugasnya sama seperti di Medan mengevakuasi tawanan Jepang (Tentara
Belanda yang di tahan Jepang).
Sekitar tanggal 27 Oktober 1945, pasukan Inggris menyebarkan pamphlet
berisikan ULTIMATUM kepada pemuda Surabaya yang berisi
“Menyerahkan Senjata yang di Rampas dari Jepang”.
Pemuda menolak, terjadi kontak senjata dan menewaskan A.W.S. Mallaby
Sekutu memberikan ULTIMATUM ke 2 kepada pemuda Surabaya, intinya
penyerahan senjata dan harus menandatangani penyerahan tanpa syarat.
Rakyat Surabaya mengabaikan Ultimatum tersebut.
Terjadi pertempuran kembali, 10 Nov 1945. Inggris melancarkan serangan
seperti membom gedung-gedung pemerintahan Surabaya, mengerahkan
pesawat terbang, tank, dan kapal perang. Inggris juga memborbardir
Surabaya dengan Meriam dari laut dan darat. Hal ini membuat banyak
korban jiwa baik meninggal maupun terluka
Bung Tomo pemimpin revolusioner di Surabaya membangkitkan semangat
pemuda, selain itu terdapat tokoh agama seperti K.H. Hasyim Asy’ari dan
K.H. Wahab Hasbullah, serta santri-santrinya.
Pertempuran di Surabaya merupakan pertempuran dengan skala besar
yang memakan waktu hingga 3 Minggu.
Hasil akhir pertempuran ini, Inggris mampu menguasai seluruh tempat
yang ada di Kota Surabaya.
3. Pertempuran Ambarawa (Jawa Tengah)
Insiden di Ambarawa terjadi ketika Sekutu datang ke Magelang dan
membebaskan tentara Belanda yang di tawan Jepang. Terjadi kontak
senjata di Magelang, namun tidak lama kemudian Sekutu dan Rakyat
menyepakati gencatan senjata atas intruksi Presiden Soekarno. Tetapi
perkembangannya gencatan senjata dilanggar oleh Sekutu.
Sekutu menambah pasukannya di Magelang untuk menyerang Ambarawa
Pada 20 Nov 1945, terjadi pertempuran antara TKR dan Sekutu di
Ambarawa. Sekutu berhasil menjatuhkan bom-bom di sekitar Ambarawa.
Pada perkembangannya, TKR mendapat bantuan tentara dari Purwokerto,
Yogya, para TKR mengepung Ambarawa dari 4 sektor, Utara, Selatan,
Timur, dan Barat
Akan tetapi, pada tanggal 26 Nov 1945, Kolonael Isdiman gugur dalam
pertempuran.