Page 74 - CERPEN 9A - Copy
P. 74
mampu bersyukur. Waktu terus berjalan dan saat itu pula perlahan aku
mulai menerima. Mencoba mensyukuri yang ada, pada akhirnya aku berhasil
bertahan walau dengan jutaan air mata. Masalah terus datang silih berganti,
aku berhasil menghadapinya, ini adalah sebagian dari misi yang harus aku
selesaikan.
Saat semuanya terasa semakin sulit, Tuhan memberikan kebahagiaan dengan
cara lain.
Tuhan membiarkan aku jatuh cinta dan merasakan bagaimana dicintai jatuh
hati padanya. Ya, dia seseorang yang kuceritakan tadi. Selain sahabatku, aku
hanya mempunyai dia untuk tempat bercerita untuk sekedar menghabiskan
air mata atau meluapkan emosi. Sampai saatnya ia harus kembali dengan
mimpi-mimpinya yang telah menyambutnya di negara timur sana, dan aku
Dengan mimpiku yang menantinya dengan jutaan harap.
“Hidup itu proses. Kamu harus kuat untuk menghadapi kejutan apa yang
bakal ada didepan kamu. Ada aku. Hapus air matanya aku nggak mau liat
kamu nangis” kata ini berhasil membuat air mataku terhenti.
Tuhan, tolong beritahu mereka bahwa kami hanya saling menguatkan ketika
hidup tak selamanya mulus, tak selamanya lurus dan tak selamanya diatas.
Terima kasih untuk mereka yang mampu mengerti dan tak memandang
sebelah mata, karena tak semua kisah harus dibagi dan tak semua kesedihan
harus didengar. Karena teriakan yang paling keras ketika telinga tak mampu
mendengar dan hanya hati yang merasakan. Tuhan terima kasih cara mu
indah untuk mendewasakan aku.
~~~~~~
74

