Page 31 - MERAKI KEHIDUPAN_Sukadi_Neat
P. 31
Sedangkan Amin adiknya kebalikannya. Kurang pandai,
lambat berpikir. Kalau berjalan seperti tokoh wayang putra
Prabu Duryudana Raja Astinapura, Lesmana Mandrakumara.
Dua puluh tahun kemudian, kedua orang tuanya
meninggal. Hartanya habis untuk mencari kesembuhan.
Aman mencoba peruntungan mencalonkan kepala desa,
namun kalah. Peninggalan sebidang tanah terpaksa dijualnya.
Aman dan Amin jatuh miskin. Setiap hari hanya berjalan ke
desa satu menuju desa lainnya. Kakak beradik itu ke mana
pun selalu bersama. Orang mengatakan ia gila, tapi
sebenarnya tidak. Penampilannya saja orang mengiranya
begitu.
Suatu hari keduanya lewat depan rumah, berjalan kaki
dengan pakaian lusuh. Aman bercelana cokelat, baju putih
bermotif garis-garis biru kusam. Amin bercelana hitam dan
sarung hijau diselempangkan di lehernya. Keduanya
berkunjung ke rumah seorang guru untuk meminta makan
dan uang. Keduanya sangat rukun, hingga suatu hari
terdengar kabar kalau Amin meninggal karena kecelakaan.
Aman entah di mana ia berada, masih hidup ataukah sudah
tiada. Wallahu a'lam.
Inspirasi kisah nyata
Meraki Kehidupan | 21