Page 584 - Gabungan
P. 584
Datou pada putrinya sambil tersenyum.
"Iya, Ayah!" Wenying menatap Zhou Mi, hatinya mulai dipenuhi
rasa kagum pada kakak sepupunya.
"Beberapa waktu lalu, aku lihat sepatu balet Wenying, bagian
bawahnya hanya ujung jari kaki, dipakai menari, tumit tidak menapak.
Dulu di kampung Fujian kita, kalau perempuan jalan agak cepat
sedikit, langsung dianggap tidak sopan. Aku ingat waktu kecil,
nenekku marahi tanteku yang berjalan agak cepat: 'Anak perempuan
tidak tahu aturan, jalan pakai ujung kaki!'" Bai Datou tertawa
mengingatnya.
"Zaman sudah maju. Kalau kita melihat hal-hal baru dengan cara
pandang lama, tentu banyak yang sulit dimengerti," kata Zhou Mi.
"Benar sekali! Makanya aku membiarkan Wenying berenang atau
bermain bola asal dia tetap belajar dengan baik," kata Bai Datou.
"Kelas berapa sekarang, Adik Wenying?" tanya Zhou Mi.
"Kelas 3 SMP," jawab Bai Wenying.
"Nilai Wenying masih tergolong menengah atas. Wenhao sejak
kelas 1 SD selalu ranking pertama. Gurunya sangat menyayanginya.
Wenxiong sejak kecil suka kerajinan tangan, Untung Budiman sering
membelikannya mainan balok kayu. Perlahan-lahan, dia mulai
membuat berbagai mainan sendiri. Katanya nanti mau jadi insinyur
konstruksi," kata Bai Datou dengan semangat.
584

