Page 52 - Ada - Bagian Dari Hidup (Puisi, Cerpen, Naskah drama)
P. 52
PUISI, CERPEN, NASKAH DRAMA
Tentang Menulis dan Berbagi
Pendar cahaya matahari muncul dari balik celah-celah gedung bertingkat tiga
SMP Labschool Kebayoran. Cahaya tersebut seperti menyambut hangat siswa-siswi
yang masuk gerbang menuju plaza sekolah. Disana sudah tampak wajah-wajah baru
yang akan menghiasi hari-hariku sebagai guru di SMP Labschool Kebayoran. Ada
yang tampak bahagia karena akan bertemu dengan suasana dan teman baru. Ada
yang merasa murung karena waktu berliburnya telah usai. Ada yang merasa sedih
karena harus berpisah dengan teman-teman lamanya di SD. Semua bercampur di
dalam plaza sekolah.
Seketika kakak OSIS meminta adik-adik kelas 7 yang baru saja lulus SD untuk
berbaris rapi di plaza sesuai kelas yang sudah diberitahukan sebelumnya. Rasa
penasaranku akan siswa yang akan aku bimbing kelak membuatku untuk datang ke
plaza dan mengamati satu persatu siswa baru tersebut. Ada yang memiliki tinggi
badan melebihi rata-rata siswa SMP. Ada yang memiliki rambut panjang keriting
sehingga langsung kena tegur oleh Pak Ucok. Siswa tersebut sontak kaget karena di
sekolahnya dulu diperbolehkan memiliki rambut panjang.
Masa Orientasi Siswa (MOS) di SMP Labschool Kebayoran telah usai. Tibalah
saat kegiatan belajar mengajar dimulai. Rasa penasaranku akan kepribadian para
siswa baru membuatku menanyakan satu persatu tentang kebiasaan mereka ketika
memiliki waktu luang. Sesuai perkiraaanku, banyak yang menjawab bermain game
komputer, pergi ke mall, menonton film di bioskop, dan membaca. Namun aku tertarik
dengan anak yang mengisi waktu luangnya dengan menulis. Bagiku menulis
merupakan kebiasaanku ketika memiliku waktu luang pada masa-masa di perguruan
tinggi. Namun, kini semangat menulisku sedang lesu.
Dengan berlindung pada kesibukan yang seharusnya tidak boleh aku keluhkan,
kebiasaanku menulis mulai luntur. Namun aku disentil oleh tingkah seorang anak yang
baru saja lulus SD. Ketika mengikuti kelasku, anak tersebut yang aku sebut dalam
cerita ini sebagai Nano, bukannya mengerjakan tugas yang aku berikan malahan
sibuk menyusun tulisan yang dia buat menjadi sebuah koran kelas. Ketika aku
tanyakan perihal tugas yang aku berikan, ternyata Nano sudah mengerjakannya di
rumah sebagai bahan belajar. Rasa kesalku yang hampir tumpah berubah menjadi
rasa kagum. Kagum karena siswa SMP Labschool Kebayoran yang dikenal oleh
COPYRIGHT: REFQI RIFAI 51