Page 60 - Ada - Bagian Dari Hidup (Puisi, Cerpen, Naskah drama)
P. 60
PUISI, CERPEN, NASKAH DRAMA
Suara deru mesin dan klakson kendaraan yang melalui kolong jembatan penjaringan
mengganggu 4 manusia di bawahnya. Narti menutup pintu agar suara mesin dan
klakson tidak mengganggu mereka lagi.
Narti : Ibu mau tau cita-cita kalian. Kiki apa cita-cita kamu?
Kiki : Mau jadi orang kaya bu.
Narti : Hmmm. Kamu harus pandai berhitung, supaya kekayaan kamu tidak
mudah dikorupsi bawahan kamu.
Kiki : Tidak perlu khawatir bu kalau kaya, uang tidak akan habis kan.
Narti : Harta merupakan cobaan kiki. Akan menjadi sahabat jika kamu
memperlakukannya dengan baik, namun akan menjadi musuh jika
kamu tidak menggunakannya dengan baik.
Kiki : Baik bu. saya akan menjadi penghitung terhebat di dunia.
Narti : Jika kamu sudah menjadi orang kaya jangan lupa diri, ingat dengan
saudara-saudaramu disini.
Kiki : Siap kapten!
Narti : Baiklah. Nana apa cita-cita kamu?
Nana : Mau punya suami ganteng dan kaya bu.
Narti : Waduh nana. Oke, kamu pandai-pandailah menulis agar kamu bisa
merayu suami impian kamu lewat puisimu.
Nana : Iya bu, saya pernah membaca puisi di buku pelajaran bahasa
Indonesia bekas.
Narti : Wah hebat. Apa judulnya dan siapa penyairnya?
Nana : Waduh saya lupa bu. Tapi saya ingat potongan puisi itu.
Narti : Coba kamu sebutkan nak.
Nana : Aku ingin mencintaimu dengan sederhana...
Narti : oh, Judul puisi itu “aku ingin” dan penyairnya adalah Bapak Sapardi
Djoko Damono.
Nana : Saya akan menciptakan puisi yang lebih romantis dari puisi “aku
ingin” bu.
Narti : Semoga kelak kamu akan menjadi penyair besar melebihi Bapak
Sapardi ya Nana.Amien. oia kemana Tina?
Kiki : Tadi saya melihat Tina di pasar bu.
COPYRIGHT: REFQI RIFAI 59