Page 3 - P17110211003_Dananta Wahyu_1A
P. 3
Naulia RP, Hendrawati & Saudi L / Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. 2021; 10 (2): 95-101
Pendahuluan group design. Populasi penelitian adalah
Sebagian besar intervensi edukasi gizi semua ibu yang memiliki balita stunting di
bertujuan untuk mengurangi masalah gizi Jakarta. Sampel penelitian merupakan ibu
yang ditargetkan pada perubahan yang memiliki anak stunting (Z score PB/U
pengetahunan, sikap, dan perilaku orang tua < -2 SD) yang berusia 6-59 bulan, anak
atau pengasuh berkaitan dengan pemenuhan tidak mengalami cacat tubuh dan mental,
nutrisi balita. Pendekatan perubahan sikap ibu tidak mengalami gangguan
yang digunakan biasanya berfokus pada pendengaran dan mudah berkomunikasi,
orang tua sebagai orang terdekat dalam bersedia ikut serta sebagai responden
pemenuhan nutrisi, MPASI, inisiasi penelitian. Kriteria eksklusi responden
menyusu dini (IMD), menyusui sampai 2 adalah balita yang mengalami kelainan
tahun, keragaman makanan, pola makan, patologis (down syndrome, kelumpuham)
1
dan minuman yang dianjurkan. dan sakit kronik (contoh: kanker, gagal
WHO melaporkan bahwa kurang lebih ginjal). Pengambilan sampel dalam
59 juta anak di Sub-Sahara Afrika (SSA) penelitian ini menggunakan teknik
menderita beberapa bentuk kekurangan gizi. purposive sampling. Perhitungan sampel
Di Kenya, tingkat gizi buruk tetap cukup menggunakan rumus uji hipotesis beda dua
tinggi, sekitar 85% anak-anak dibawah 5 mean berpasangan sehingga didapatkan
2
tahun menderita kekurangan vitamin A. sampel minimal 27 ibu pada tiap kelompok.
Kekurangan gizi pada Balita masih menjadi Peneliti menambahkan 10% untuk
perhatian pemerintah Indonesia. mengantisipasi drop out sehingga jumlah
Berdasarkan data Riskesdas 2018, jumlah sampel menjadi 30 pada tiap kelompok
angka kejadian balita sangat pendek dan sehingga total sampel menjadi 60 orang
pendek sebesar 30,7% masing-masing ibu. 9-10
3
sebesar 11,5% dan 19,2%. Jumlah tersebut Penelitian terdiri dari tahap
masih di atas toleransi WHO yang pengumpulan data sebelum intervensi,
menetapkan angka 20%. Sementara itu, intervensi dan pengumpulan data setelah
kejadian stunting di DKI Jakarta sebesar intervensi. Pengukuran awal (pre-test)
17,7% dengan angka kasus tertinggi berada dilakukan pada hari pertama sebelum
di wilayah Kepulauan Seribu (12,8%), intervensi kemudian dilanjutkan dengan
Jakarta Pusat (2,4%), Jakarta barat (0,8%), edukasi gizi pada kelompok intervensi
Jakarta Utara (0,7%), Jakarta Timur (0,3%) sedangkan pada kelompok kontrol tidak
dan Jakarta Selatan (0,1%). 4 diberikan edukasi gizi. Kelompok
Penelitian sebelumnya telah banyak intervensi diberikan edukasi gizi dengan
mengkaji pengaruh pengetahuan dan sikap metode ceramah, tanya jawab dan
5-6
ibu terhadap asupan makan anak-anak, demonstrasi. Materi edukasi meliputi
pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap nutrisi selama hamil, ASI ekslusif,
7
pencegahan stunting pada usia balita, pedoman gizi seimbang untuk balita,
edukasi gizi terhadap peningkatan prinsip pemberian makan pada balita,
pengetahuan gizi, sikap dan praktek pada persiapan dan penyimpanan makanan serta
8
anak sekolah. Pada penelitian ini kami penerapan PHBS rumah tangga. Intervensi
fokus pada pendidikan gizi untuk dilakukan selama 2 hari berturut – turut.
meningkatkan pengetahuan dan perubahan Masing-masing pertemuan terdiri dari dua
sikap pada ibu dalam memenuhi nutrisi pada sesi yaitu sesi pertama ceramah dan diskusi
balita stunting. kemudian dilanjutkan sesi kedua
demontrasi. Tujuh hari setelah intervensi
Metode akhir, diberikan post-test. Pada kelompok
Penelitian ini merupakan penelitian kontrol post-test diberikan pada hari
kuantitatif menggunakan metode quasi ketujuh setelah pre-test. Edukasi gizi pada
experiment dengan non-equivalent control kelompok kontrol dilakukan setelah
96