Page 22 - Neurosains Spiritual Hubungan Manusia, Alam, dan Tuhan
P. 22

Ketika interkoneksi berada dalam tahap ‘menyatu’, tidak ada lagi ke-
              terpisahan. Friksi dan fragmentasi kehidupan akan hilang dengan
              sendirinya. Ini yang pernah dicontohkan oleh nenek moyang manusia
              bagaimana mereka meramu kehidupan sehingga terbebas dari beban
              sosial, penyakit fisik, dan penyakit jiwa.
                  Kecerdasan biofilia adalah paduan dari kecerdasan rasional (IQ),
              kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ). Saya akan
              membahas secara khusus kecerdasan biofilia ini karena—sejauh apa
              yang saya pelajari dan amati dari orang-orang di sekitar saya—kecer-
              dasan jenis inilah yang ditunjukkan oleh mereka yang secara bertahap
              memiliki kesehatan, kesuksesan, dan kebahagiaan.

              Neuroscience for Life: Bekal Hidup Tidak Cukup
              dengan Satu Ilmu
              Pandemi Covid-19 telah memberi banyak pelajaran, antara lain mun-
              culnya kesadaran, terutama di kalangan ilmuwan, bahwa kerja sama
              lintas sains menjadi hal yang sangat penting, alih-alih mendesak. Pen-
              ting dan mendesak. Kajian-kajian multidisipliner dan interdisipliner
              berseliweran dilakukan dalam bentuk webinar dan seminar daring da-
              lam memahami persoalan penyakit Covid-19 ini. Meski bagi kalangan
              tertentu—termasuk saya sendiri—pendekatan multidisipliner (M) dan
              interdisipliner (I) itu bukan hal baru, pandemi Covid-19 ini memicu
              pendekatan itu lebih kencang lagi. Ilmuwan sosial, saintis, ahli statis-
              tik, ilmuwan matematika, rohaniwan, dan praktisi terhubung dalam
              satu tarikan napas dalam memberi pendapat soal Covid-19 ini. Tema
              sentral adalah penyakit Covid-19, tetapi mata pandang semua ilmu
              diarahkan padanya. Saya pernah mengikuti sebuah seminar daring ten-
              tang ketahanan pangan selama pandemi Covid-19 dengan pembicara
              seorang praktisi pertanian, ahli pupuk, ilmuwan epidemiologi, dan ahli  Buku ini tidak diperjualbelikan.
              matematika. Menarik, karena orang-orang ini dengan keahlian berbe-
              da sebagai pakar/ahli dan praktisi dipertemukan oleh virus SarCov-2.
              Pembahasan menjadi sangat mendalam dibanding dengan sebuah
              semi  nar daring yang hanya melibatkan kalangan dokter saja.





                                                          Pendahuluan   3
   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26   27