Page 27 - Neurosains Spiritual Hubungan Manusia, Alam, dan Tuhan
P. 27

saya pakai sebagai pendekatan multidisipliner dalam mempelajari per-
            ilaku manusia.
                Teori Hierarki Wujud (yang dikenal dalam filsafat  Hierarchy of
            Being) saya pakai silang untuk menjelaskan fenomena otak manusia
                                             8
            ketika mengaktifkan perilaku spiritual.  Ini serupa dengan yang dilaku-
            kan dua ilmuwan; Karl Popper (filsuf) dan John Eccles (ilmuwan otak)
            ketika menjelaskan soal tingkatan-tingkatan dunia dalam persepsi ma-
            nusia.
                 9
                Apa yang nanti diuraikan dalam bahasan tentang Otak Predik-
            si sedikit banyak berdasarkan pada pendekatan I dalam disertasi saya.
            Implikasi praktis berupa level-level yang saya petik dari teori Bayesian
            sedikit banyak diinspirasi oleh pendekatan I dalam disertasi itu. Neu-
            rosains dan spiritualitas adalah dua bidang yang kemudian menjadi
            perhatian saya dalam mempelajari perilaku manusia. 10
                Neurosains (ilmu otak) adalah salah satu bidang ilmu yang ba-
            nyak menjadi sasaran pendekatan I dan M, terutama ketika menjelas-
            kan otak dan perilaku manusia. Perkembangan neurosains yang sangat
            pesat membuat ilmu ini mengalami perluasan dalam aplikasi, tidak saja
            aplikasi dalam bidang kesehatan, tetapi juga melingkupi hingga hu-
            kum, etika, ekonomi, politik, dan bisnis.
                                               11
            8   Disertasi itu kemudian dibukukan menjadi buku berjudul  Tuhan dalam otak
              Manusia. Penerbit Mizan-Bandung, 2012.
            9   Guru dan pembimbing tesis saya di FK UGM dan Promotor Doktor di UIN
              Suka, Prof. dr. Soedjono Aswin, Ph.D., seorang neurosaintis lulusan Universitas
              Mahidol Bangkok, memberikan buku kecil yang berisi dialog Karl Popper dan
              John Eccles, ketika saya mulai mengambil studi doktoral.
            10   Pendekatan interdisipliner ini menjadi salah satu alasan saya diminta menjadi
              narasumber dan pembicara dalam pelbagai event, seperti yang dilakukan oleh
              KPK RI, KPU RI, Kemenkes RI, Balitbang Kemenag RI, UIN Sunan   Kalijaga,
              Lembaga Studi Agama dan Filsafat Paramadina, ICRS Yogyakarta, dan lain-lain.  Buku ini tidak diperjualbelikan.
              Dalam beberapa pertemuan nasional dan internasional yang dilaksanakan oleh
              perhimpunan kedokteran, seperti Perhimpunan Psikologi dan Dokter Spesialis
              Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI), terutama Seksi Skizo frenia, Seksi Bipolar,
              dan Seksi Psikiatri Religius, saya diundang sebagai pembicara terkait spiritualitas
              dan perilaku beragama, terutama perilaku mistikus dan penderita skizofrenia.
            11   L. E. Been, P. G. Mermelstein, dan R. L. Meisel, “Using a Pop-Science Book to
              Teach Introductory Neuroscience: Advantages for Science Majors and Non-Sci-
              ence Majors Alike,” J Undergrad Neurosci Educ 15, no. 1 (2016): A67–A71. Lihat


            8     Neurosains Spiritual: Hubungan ...
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32