Page 281 - 100 Cerita Rakyat Nusantara
P. 281

Begitulah, akhirnya
                                                    Muzakir membawa pulang
                                                    burung itu dan melakukan

                                                    hal yang sama dengan
                                                    Dermawan. Saat burung
                                                   itu sembuh, dia juga

                                                  memberikan sebuah biji
                                                semangka pada Muzakir.
                                                 Hari yang ditunggu-tunggu
                                         telah tiba. Semangka milik Muzakir
                                   siap dipanen.

             Dengan hati-hati, dibelahnya semangka itu.
             Namun, ”Aargghhh... tolong!” Muzakir berteriak dan
         lari tunggang langgang. Semangka yang dibelahnya tidak

         mengeluarkan butiran emas seperti semangka milik Dermawan.
         Semangka itu malah mengeluarkan ular-ular besar disertai
         lumpur hitam berbau busuk.
             Sejak saat itu, Muzakir sadar.
         Kecurangan tak mungkin

         membuahkan keberhasilan.
         Sekarang, Muzakir telah
         menjadi orang yang

         lebih baik. Pelajaran
         dari si burung kecil
         telah membuatnya
         berubah.







       278
   276   277   278   279   280   281   282   283   284   285   286