Page 58 - 100 Cerita Rakyat Nusantara
P. 58

Awang Gading memutuskan untuk
            mengambil bayi itu. Lagi pula, dia hidup
            sebatang kara. Dia berharap, dia tak

            kesepian lagi dengan adanya bayi itu.
               Dia menamakan bayinya Dayang
            Kumunah.
               Bertahun-tahun kemudian, Dayang

            Kumunah tumbuh menjadi gadis cantik dan
            baik hati. Dia disukai banyak orang. Awang Gading
            sungguh bahagia. Namun sayangnya, Dayang Kumunah tak
            pernah tertawa. Awang Gading tak tahu apa sebabnya.

               Suatu hari, seorang pemuda bernama Awangku Usop
            datang menemui Awang Gading. Rupanya, dia telah mendengar
            kecantikan Dayang Kumunah. Dia datang untuk melamar Dayang
            Kumunah.

               Awang Gading menyerahkan keputusan pada Dayang
            Kumunah.
               ”Sebelum menikahiku, ketahuilah bahwa aku adalah penghuni
            sungai. Dunia kita berbeda, tetapi jika Kanda mau menerimaku

            apa adanya, aku bersedia menjadi istri Kanda,” jawab Dayang
                             Kumunah.
                                    Awangku Usop tak mempermasalahkan
                                   asal-usul Dayang Kumunah.

                                        ”Satu lagi, jangan pernah memintaku
                                     untuk tertawa. Aku tak bisa dan tak boleh
                                      melakukannya,” kata Dayang Kumunah lagi.
                                         Awangku Usop menyetujui semua

                                     permintaan Dayang Kumunah dan mereka
                                     pun menikah.



                                                                                        55
   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62   63