Page 66 - 100 Cerita Rakyat Nusantara
P. 66

Hari sudah malam saat Puyuh dan Tempua menemukan
           pohon tumbang di dekat sungai.
              “Pohon ini amat cocok bagi kita,” seru Puyuh senang.
              Tempua bingung. “Kita mau tidur di mana?”

              Puyuh menunjuk kolong pohon itu. Meski merasa enggan,
           Tempua pun menuruti ajakan Puyuh.
              Tengah malam, hujan turun deras. Tempua kedinginan.
              “Tak apa-apa. Sebentar lagi hujan reda,” hibur Puyuh.

              Tempua berusaha tidur. Meski menggigil, dia tak berkata
           apa-apa lagi.
              Keesokan harinya, Tempua mengeluh pada Puyuh. Badannya
           demam.

              “Aku tak cocok tinggal di sarangmu,” keluhnya.
              Akhirnya, baik Tempua maupun Puyuh menyadari bahwa
           mereka tak bisa memaksakan pendapat mereka tentang
           kehebatan sarangnya. Mereka pun tak jadi berselisih.
































                                                                                        63
   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71