Page 10 - Tugas minggu 14 e-modul LKS - Sara Khezia Sibarani
P. 10
3. Sumber Hukum Ekonomi Islam
1) Sumber hukum dari Al-Qur’an
Sumber hukum Islam yang abadi dan asli adalah kitab suci Al-Qur’an. Al-
Qur’an merupakan amanat sesungguhnya yang disampaikan Allah melalui ucapan Nabi
Muhammad SAW untuk membimbing umat manusia. Amanat ini bersifat universal,
abadi dan fundamental. Al-Quran tidak hanya memberi tuntutan dalam bidang
keagamaan saja, Al-Qur’an juga menjelaskan aturan dalam bidang sosial, politk bahkan
juga dalam bidang ekonomi.
Al-Qur’an memberikan hukum – hukum ekonomi yang sesuai dengan tujuan
dan cita – cita ekonomi Islam itu sendiri. Al-Qur’an memberi hukum – hukum ekonomi
yang dapat menciptakan kesetabilan dalam perekonomian itu sendiri. QS. Ar-Ruum: 39
“Dan sesuatu riba (tambahan) yang kamu berikan agar dia bertambah pada harta
manusia, maka riba itu tidak menambah pada sisi Allah. Dan apa yang kamu berikan
berupa zakat yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (yakan ng
berbuat demikian) itulah orang-orang yang melipat gandakan (pahalaya).” QS. Al-
Baqarah: 278: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan
tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang-orang yang beriman.”
2) Sumber hukum dari Hadist dan As-sunnah
Dalam konteks hukum islam, sunnah yang secara harfiah berarti “cara, adat
istiadat, kebiasaan hidup” mengacu pada perilaku Nabi SAW yang dijadikan teladan;
sunnah sebagian besar didasarkan pada praktek normatif masyarakat di zamannya.
Pengertian sunnah jadi mempunyai arti tradisi yang hidup pada masing – masing
generasi berikutnya.
Sebagai sumber hukum ekonomi Islam, sunnah memberi gambaran prilaku
Rasulullah dalam melakukan kegiatan ekonomi dalam kehidupan sehari – hari yang
dilakukan Beliau, dan sesuai dengan dengan tujuan syar’i.
3) Sumber hukum dari Ijma’
Ijma’ merupakan konsensus baik dari masyarakat maupun para cendikiawan
agama. Perbedaan konseptual antara sunnah dan ijma terletak pada kenyataan bahwa
sunnah pada pokoknya terbatas pada ajaran – ajaran Nabi dan diperluas kepada para
sahabat karena mereka merupakan sumber bagi penyampaiannya, sedangkan ijma’