Page 142 - SEJARAH NASIONAL INDONESIA KELAS XI SEMESTER 1
P. 142

besar dan banyak pengikutnya, karena Aling memang dipandang  orang
                 yang sakti. Pangeran  Antasari  yang memang sudah  kecewa dengan  apa
                 yang terjadi di lingkungan kerajaan, datang dan bergabung dengan Gerakan
                 Aling. Antasari berkeinginan untuk menurunkan Tamjidillah dan melawan
                 kekuasaan Belanda. Di samping kekuatan penuh dari  pengikut Aling,
                 Pangeran Antasari juga mendapat dukungan  dari berbagai pihak seperti
                 Sultan Pasir dan Tumenggung Surapati pimpinan orang-orang Dayak.


                 Bagaimana Perang Banjar berlangsung?
                 Pada tanggal  28 April 1859 orang-orang Muning yang  dipimpin  oleh
                 Panembahan Aling dan puteranya, Sultan Kuning menyerbu kawasan
                 tambang batu bara di Pengaron. Sekalipun  gagal menduduki  benteng  di
                 Pengaron tetapi para pejuang Muning berhasil membakar kawasan tambang
                 batu bara dan pemukiman orang-orang Belanda di sekitar Pengaron. Banyak
                 orang-orang Belanda yang terbunuh oleh gerakan orang-orang Muning ini.
                 Mereka juga  melakukan  penyerangan  ke perkebunan  milik  gubernemen
                 di Gunung Jabok, Kalangan, dan Bangkal. Dengan demikian  berkobarlah
                 Perang Banjar.


                                                      Dengan peristiwa tersebut, keadaan
                                                      pemerintahan Kesultanan Banjar
                                                      semakin  kacau. Sultan  Tamjidillah
                                                      yang memang tidak disenangi
                                                      oleh rakyat  itu juga tidak bisa
                                                      berbuat  banyak. Oleh  karena itu,
                                                      Tamjidillah  dinilai  oleh Belanda
                                                      tidak mampu memerintah yang
                                                      diminta untuk turun tahta. Akhirnya
                                                      pada tanggal  25 Juni  1859 secara
                                                      resmi Tamjidillah mengundurkan
                                                      diri dan mengembalikan  legalia
                                                      Banjar kepada Belanda. Tamjidillah
                                                      kemudian diasingkan ke Bogor.

                                                      Mulai saat itu Kesultanan Banjar
                 Sumber: Indonesia  Dalam  Arus  Sejarah jilid 4
                 (Kolonisasi dan Perlawanan), 2009.   berada di  bawah kendali  Belanda.
                 Gambar 2.30 Orang Dayak dengan pakaian   Belanda  sebenarnya   berusaha
                 perang.
                                                      membujuk Pangeran Hidayatullah
                                                      untuk bergabung dengan Belanda
                                                      dan akan dijadikan Sultan Banjar.





                 134    Kelas XI SMA/MA/SMK/MAK                                   Semester 1
   137   138   139   140   141   142   143   144   145   146   147