Page 137 - GARIS WAKTU
        P. 137
     Coba  kau  ingat  kembali  perjuangan  kita  mencari
            dermaga  yang  semestinya  melabuhkan  kapal  kita.  Waktu
            itu  kau  dan  aku  kuat  menghadang  ombak  dan  badai.
            Saat  ini,  kau  memilih  untuk  mendayung  ke  arah  yang
            berbeda,  dan  aku  memilih  untuk  mengisi  perjalanan  kita
            dengan  diam.  Lantas,  apakah  ini waktu  yang  tepat  untuk
            meninggalkan  kapal?  Membiarkannya  karam  bersama
            mimpi-mimpi  yang  tenggelam?  Karena  sungguh,  aku
            tidak  pernah  memahami  amarahmu,  seperti  kau  tidak
            pernah  memahami  hancurku.
                Aku  memandangmu  dengan  samar,  sebagaimana
            kau  memikirkanku  dengan  nanar.
                Pergilah!   Cari   kapal  yang   lebih   besar   untuk
            mendekatkanmu  pada  apa  yang  engkau  mau.  Namun,
            sebelum  kau  menyerah,  ajari  aku  berjalan  tanpamu,
            tersenyum  tanpamu,  bernapas  tanpamu.  Aku  yang  keras
            kepala  akan  ada  di sini,  menunggumu,  atau  apa  pun  yang
            tersisa  darimu.
                Sesekali  ombak  menggodaku.  Katanya,  lebih  baik
            sendirian  tapi  punya  seseorang  yang  peduli,  daripada
            punya  pasangan  tapi  merasa  sendirian.  Aku  tidak  tahu
            apakah  harus  terbahak-bahak,  ataukah  harus  murung.
      132





