Page 133 - GARIS WAKTU
        P. 133
     saat  kau  memelukku.  Kau  memberi  isyarat  dengan  gerak
            bibirmu  tanpa  suara,  dan  aku  membalas  padamu  bahwa
            aku  merasakan  sama.
                Isyarat...
                Lambat  laun,  cuma  isyarat-isyarat  itulah  satu-satunya
            petunjuk  tentangmu.  Kau  berubah.  Aku  tidak  paham
            mengapa  kita  tidak  punya  lagi  waktu  untuk  berbincang
            banyak  menyoal  apa  yang  kau  dan  aku  punya.  Seolah,
            pesawatku  harus  menempuh  jarak  milyaran  cahaya
            untuk  menatap  sepasang  mata  cokelat  itu  lagi.
                Semakin  hari,  kita  semakin  tidak  mengerti  satu
            sama  lain.  Bukan  karena  kita  benar-benar  tak  mengerti,
            melainkan  karena  kau  memilih  untuk  sulit  dimengerti.
            Semakin  hari,  aku  semakin  takut  dengan  realitas  bahwa
            kita  memang  akan  berakhir  sedih.  Dan  aku  benci  itu.
                Aku  menyayangimu  segenap-genapnya  aku.  Dan
            seperti  kau  menafikan  aku  seganjil-ganjilnya  engkau,
            seperti  itulah  aku  menunggumu  luluh.  Entah  bagaimana,
            aku  tahu  bahwa  perasaanmu  tak  pernah  tidak  untukku.
            Aku  tahu  bahwa  ada  namaku  dalam  degupmu.  Kecil,
            redup,  namun  ada.
      128





