Page 210 - GARIS WAKTU
P. 210

Dimensi  Setelah


                  M  engikhlaskanmu


                     Pada  sebuah  garis waktu





                 Suratku  ini  telah  tiba  pada  ujungnya.  Ada  lara,  tawa,

             kecewa,  serta  cinta  yang  kutumpahkan  di  dalamnya.
             Rangkaian  emosi  datang  silih  berganti,  hingga  akhirnya
             tersemat  sebuah  keikhlasan.  Kuharap  kau  membacanya
             dengan  senyuman,  menikmatinya  dengan  secangkir  teh
             yang  kau  sesap  ketika  langit sedang  kemerahan.  Mungkin
             masih  kau  temui  sisa-sisa  kenangan  di sudut  cakrawala.
             Tak  masalah  jika  begitu.  Asalkan  kali  ini,  ingat  aku  tanpa
             sedikit  pun  dendam,  sebagaimana  aku  sudah  lama
             berhenti  menyalahkanmu  atas  hal-hal  yang  seharusnya —

             namun  tidak  pernah—terjadi.  Lalu  bersyukurlah,  karena
             kita  telah  berdamai  dengan  masa  lalu.

                 Garis  waktu  mendewasakan  kita  berdua  dengan
             perjalanannya   yang   ajaib.   Sekarang   baru   kulihat
             gambaran  besarnya.  Tuhan  tidak  pernah  mengutusmu
   205   206   207   208   209   210   211   212   213   214   215