Page 207 - GARIS WAKTU
P. 207

Petir  bersahutan  dengan  hujan  yang  semakin  deras,
            kenangan  kian  membanjiri  kepala.

                Aku  sempat  meminta   agar  Tuhan  memformat
            ingatanku  dan  menghapus  jejak  yang  kau  tinggalkan.
            Namun,  kini aku  bersyukur  jejak sepasang  kekasih  bernama
            “kau”  dan  “aku”  membekas.  Tuhan  mempertemukan  kita
            seperti  Dia  mempertemukan  tanah  kering  dengan  rinai

            hujan. Aku  yang gersang  kau teduhkan.  Maka,  tatkala  kau
            kembali  menjadi  awan,  tak semestinya  aku  berduka.  Ada
            partikelImu  yang  mengalir  bersamaku.

                Sekarang  aku  mengerti,  di  balik  rencana  yang  gagal,
            tersembunyi  hikmah  yang  indah.

                Hidup  bekerja  secara  misterius.  Dari  tujuh  milyar
            manusia  di  muka  bumi,  kala  itu  matamu  yang  terpilih
            untuk  menatap  mataku,  dan  hatiku  yang  terpilih  untuk

            jatuh  di  tanganmu.  Ketika  apa  yang  kita  bangun  porak
            poranda,  kita  selalu  bisa  mencoba  melanjutkan  hidup
            dan  menata  ulang  apa  yang  tersisa.  Seiring  waktu,
            kebahagiaan  akan  kembali  tumbuh  bersama  keihlasan
            yang  kita  tanam.

                Aku  sudah  genap  mengingatmu.  Segala  cerita  telah
            kubungkus  di dalam  kardus,  tertata  rapi di sebelah  figura






      202
   202   203   204   205   206   207   208   209   210   211   212