Page 37 - GARIS WAKTU
P. 37
dirinya sedang bermalam-mingguan. Saat aku terbuai,
mungkin saja kalian sedang bergandengan tangan. Saat
aku hendak membantu masalah-masalahmu, sudah ada
dirinya yang menjadi kesatria untukmu. Bravo. Luar biasa.
Dan kalah sebelum berperang adalah perasaan yang
sangat menyebalkan.
Hari ini mau tak mau harus kembali lagi kupakai
topeng senyumku. Kusimpan lagi perasaanku rapat-rapat.
“Selamat,” kataku.
Padahal, bara membakar hati. Sembari hangus, aku
terus mengutuk diri sendiri. Wahai kau yang berjubah
api, puaskah kau menjadikanku arang? Sebenar-
benarnya cemburu yang menyakitkan adalah cemburu
pada seseorang yang tidak peduli akan perasaan kita.
Namun, ini bukan salahmu... sungguh. Memang aku saja
yang tidak pernah cukup berani untuk menjabarkan apa
yang sepatutnya kau ketahui. “Selamat,” ulangku dengan
penuh kemunafikan. Padahal, diam-diam kudoakan ia
mati saja.
Kau tersenyum. Matamu berbinar. Entah lugu atau
pura-pura tak mengerti mengenai apa yang kupendam.
32

