Page 160 - BUKU_PENDIDIKAN KESEHATAN
P. 160
Tabel 8.5 Tantangan dan Solusi Lingkungan Sehat
Tantangan Deskripsi Solusi
Kualitas Udara Polusi udara yang dapat Kebijakan pengurangan emisi
menyebabkan penyakit
pernapasan
Sanitasi dan Kebersihan Akses terbatas terhadap Peningkatan fasilitas sanitasi
fasilitas sanitasi yang baik
Kesadaran Masyarakat Rendahnya kesadaran Program edukasi dan
tentang pentingnya kampanye
lingkungan sehat
Perubahan Iklim Dampak perubahan iklim Strategi adaptasi
terhadap kesehatan
masyarakat
Sumber Daya Terbatas Keterbatasan sumber daya Penguatan dukungan
dalam pelaksanaan program finansial
kesehatan
Menciptakan lingkungan sehat adalah tantangan yang kompleks, tetapi juga menawarkan
peluang untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dengan memahami tantangan yang ada
dan menerapkan solusi yang tepat, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih sehat dan aman.
Edukasi, kolaborasi, dan dukungan dari semua pihak sangat penting dalam mencapai tujuan ini.
J. Peran Pendidikan dalam Pembinaan Lingkungan Sehat
Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam pembinaan lingkungan sehat.
Melalui pendidikan, individu dan masyarakat dapat memahami pentingnya menjaga kesehatan
lingkungan dan menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHB). Pembinaan lingkungan sehat
tidak hanya melibatkan aspek fisik, tetapi juga aspek sosial dan emosional yang berkontribusi pada
kesejahteraan masyarakat. Berikut adalah penjelasan mengenai peran pendidikan dalam
pembinaan lingkungan sehat.
1. Edukasi tentang Kesehatan dan Lingkungan: Pendidikan memberikan pengetahuan tentang
pentingnya menjaga kebersihan lingkungan dan kesehatan. Melalui kurikulum yang mencakup
pendidikan lingkungan hidup, siswa dapat belajar tentang dampak perilaku mereka terhadap
lingkungan dan kesehatan (Purwati & Aryantie, 2016).
2. Pengembangan Kesadaran Lingkungan: Pendidikan dapat meningkatkan kesadaran
masyarakat tentang isu-isu lingkungan, seperti polusi, pengelolaan limbah, dan perubahan
iklim. esadaran ini penting untuk mendorong tindakan kolektif dalam menjaga lingkungan
(Purwati & Aryantie, 2016).
145