Page 18 - BUKHO GPI PAPUA (EDISI MARET - MEI 2024) - Ipen Anon
P. 18

lanjutan untuk berfokus pada ayat 8 yang memakai kata Yunani “kenosis”.
                                                                                                         2
               Yesus yang menjadi manusia adalah Allah. Yesus memiliki kuasa Ilahi tetapi
               dalam  keIlahian-Nya  Allah  memilih  jalan  derita  untuk  menyelamatkan

               manusia.  Dialah  pencipta  tapi  rela  menjadi  sama  dengan  pencipta-Nya.

               Kristus  tidak  mengingini  kehendak-Nya  sendiri.  Dia  hanya  mengingini

               kehendak Bapa-Nya. Demi cinta-Nya bagi kita Yesus memberi diri-Nya sendiri

               untuk  mati  di  kayu  Salib.  Itulah  “kenosis”  pengosongan  diri  yang  tidak
               memperhitungkan harga diri.

                       Pada  Minggu  Sengsara  (masa  pra  Paskah)  yang  pertama  hingga

               kelima  saat  ini,    kita  diajak  untuk  memaknai  arti  penderitaan  Kristus  yang

               sesungguhnya.  Penderitaan  yang  dialami  oleh  manusia,  tentulah  tak
               sebanding  dengan  penderitaan  Kristus.  Jika  saat  ini,  kita  sanggup  hidup

               dalam penderitaan, itu karena cinta dan kebaikan Kristus yang memampukan

               kita  untuk  bersyukur  dan  bersukacita  meski  dalam  derita.  Paulus  berkata

               kepada  jemaat  Filipi  “Bersukacitalah  senantiasa  dalam  Tuhan”.  Cinta
               Kristuslah  memampukan  kita  untuk  mengeratkan  kehidupan  persekutuan

               agar  tetap  bersatu  dan  menjadi  berkat.  Bersatu  artinya  berkumpul  atau

               bergabung menjadi satu. Bersatu juga berarti sepakat, seia, sekata. Bersatu

               bukan  berarti  meniadakan  perbedaan  tentunya.  Kita  bersatu  karena  kita
               hidup  dalam  keragaman.  Bersatu  dan  percaya  pada  Kristus  itulah  yang

               membuat orang percaya kuat teguh, sebaliknya tanpa persatuan kita akan

               hancur. Bersyukurlah atas kasih-Nya yang memulihkan kita. Biarlah cinta-Nya

               mengobarkan  Roh  yang  menyala-nyala  dihati  kita  untuk  melayani  Tuhan.
               Marilah kita memuliakan Allah dalam hidup kita dengan hidup sehati, sepikir,

               bersatu dan mengosongkan diri seperti teladan Kristus bagi kita. JJW












                       2  Hegelberg, Dave, tafsiran Surat Filipi Dari Bahasa Yunani,(Yogyakarta: ANDI, 2008),
               hlm 25.
                                                 BULETIN KHOTBAH MINGGU GPI PAPUA (EDISI MARET – MEI 2024)  18
   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23