Page 19 - BAHAN AJAR 2
P. 19
Cermatilah artikel berikut ini!
Anemia Aplastik
Mendengar kata anemia, tentu identik dengan penyakit kekurangan sel darah merah. Namun
anemia aplastik adalah kondisi yang lebih jarang terjadi, yaitu saat tubuh berhenti memproduksi
sel darah yang dibutuhkan. Konsekuensinya, penderitanya bisa merasa lesu dan berisiko terkena
infeksi. Anemia aplastik bisa terjadi pada usia berapa pun. Penyakit ini dapat terjadi tiba-tiba, bisa
juga berlangsung secara perlahan dan semakin memburuk dari waktu ke waktu. Lebih jauh lagi,
anemia aplastik dapat menjadi sangat parah dan berakibat fatal.
Anemia aplastik terjadi ketika ada kerusakan pada sumsum tulang belakang sebagai penghasil sel
darah. Konsekuensinya, produksi sel darah baru menjadi lebih lambat bahkan berhenti
sepenuhnya. Di dalam sumsum tulang, ada sel punca atau stem cell yang memproduksi sel darah,
baik itu sel darah merah, sel darah putih, serta platelet. Pada penderita anemia aplastik, sumsum
tulangnya hanya mengandung sedikit sel darah (hipoplastik) atau bahkan kosong (aplastik).
Beberapa faktor yang memicu terjadinya anemia aplastik di antaranya: Radiasi dan kemoterapi
dampak dari pengobatan yang diberikan bagi penderita kanker, Paparan bahan beracun seperti
yang digunakan dalam pestisida dan insektisida, Pasien yang mengonsumsi obat tertentu seperti
untuk mengatasi artritis dan antibiotic, pasien penderita gangguan sistem kekebalan tubuh, imun
tubuhnya justru menyerang sel yang sehat. Ada juga beberapa jenis virus yang bisa menyebabkan
anemia aplastik seperti hepatitis, Epstein-Barr, cytomegalovirus, parvovirus B19, dan juga HIV.
Lagi-lagi, infeksi ini menyebabkan sumsum tulang tidak bisa menjalankan fungsinya dengan
optimal. Ibu hamil juga berisiko mengalami anemia aplastik. Biasanya, hal ini berkaitan dengan
masalah sistem kekebalan tubuh yang terganggu saat sedang hamil. Selain beberapa penyebab
di atas, ada juga faktor yang masih belum diketahui mengapa seseorang menderita anemia
aplastik. Hal ini disebut anemia aplastik idiopatik.
Bagi penderita anemia aplastik yang menjalani pengobatan, dokter akan melakukan dua hal yaitu
meredakan gejala anemia aplastik serta memberi stimulus ke sumsum tulang untuk memproduksi
sel darah baru. Tidak menutup kemungkinan penderita anemia aplastik menerima transfusi darah
untuk memastikan kadar sel darahnya kembali normal. Selain itu, dokter dapat meresepkan
antibiotik apabila penderita anemia aplastik mengalami infeksi. Hal ini bertujuan untuk membantu
kinerja sel darah putih.
Sumber: https://www.sehatq.com/artikel/ini-yang-membedakan-anemia-aplastik-dengan-anemia-biasa
(diakses 4 Mei 2020, pukul 07.00)
Berdasarkan artikel tersebut, mengapa sel darah sangatlah penting untuk manusia?
Sistem Peredaran Darah 9