Page 16 - Mobile Modul MekopIMP
P. 16

MODUL 6 | MEKOP dan IMP






           A. Latar Belakang Mekanisme Operasional

              Program  Pembangunan  Keluarga,  Kependudukan,  dan
           Keluarga Berencana (Bangga Kencana) pada masa otonomi
           daerah tidak mengalami perkembangan yang maksimal. Selama
           satu  dekade  mulai dari  tahun  2002-hingga tahun  2012,  Total
           Fertility Rate (TFR) atau jumlah rata-rata anak yang dilahirkan
           hidup oleh seorang perempuan stagnan di angka 2,6 (Survei
           Demografi dan Kesehatan Indonesia atau SDKI, tahun 2002 dan
           2012). Barulah setelahnya berdasarkan data SDKI tahun 2017 TFR
           turun menjadi 2,4 secara nasional. Meskipun begitu, hasil ini masih
           jauh dari target TFR yaitu sebesar 2,1.
              Pada masa berlakunya Undang-Undang nomor 2 tahun 1999
           dan Undang-Undang  32  tahun 2004  tentang Pemerintahan
           Daerah,  Program  Keluarga  Berencana  (KB) berada  pada
           Pemerintahan  Daerah  (Kabupaten/Kota)  dan  dilaksanakan
           oleh satuan kerja perangkat daerah (SKPD), yang bisa  sangat
           berbeda  statusnya antara  satu  daerah  dengan  daerah  yang
           lainnya. Pada masa ini peran Penyuluh KB (PKB) dan atau Petugas
           Lapangan KB (PLKB) mengalami penurunan, dimana banyak PKB/
           PLKB dialihfungsikan diluar kompetensi dasarnya menjadi pekerja
           di bidang lain. Oleh sebab itu, tidak dapat dipungkiri bahwa
           program KB mulai merosot di era ini dan seringkali tidak menjadi
           prioritas pemerintahan daerah.
              Lahirnya Undang-Undang 52 tahun 2009 tentang Perkembangan
           Kependudukan  dan  Pembangunan  Keluarga  memberikan
           penguatan  terhadap  program  Keluarga  Berencana  dengan
           dua program lainnya, yaitu Kependudukan dan Pembangunan
           Keluarga.  Melalui undang-undang  ini BKKBN direstrukturisasi,
           tidak lagi  menjadi badan koordinasi bidang KB, dan diubah
           menjadi lembaga pemerintah untuk melaksanakan program
           Kependudukan,  Keluarga  Berencana,  dan Pembangunan
           Keluarga  (KKBPK).  Amanat lain dari undang-undang ini (pasal
           54) adalah pembentukan  Badan Kependudukan  dan  Keluarga


       16 |  Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional
           Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kependudukan dan Keluarga Berencana
   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21