Page 449 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 449

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                Mayor A.L. van Assenderp. Langkah awal yang dilakukan pasukan NICA
                di  Banjarmasin  adalah  menghimpun  kekuatan  agar  bisa  menguasai
                Kalimantan  Selatan.  Tentara  NICA  mulai  merekrut  kembali  bekas
                anggota KNIL dan Heiho, Polisi Jepang, serta bekas pegawai—pegawai
                sipil Belanda maupun Jepang yang mau bekerja dengan NICA. Kekuatan
                NICA  semakin  bertambah  besar  dengan  kedatangan  Kompi  X  dari
                Balikpapan  yang  terdiri  dari  orang-orang  Indonesia  bekas  serdadu
                Belanda, bekas Romusha Jepang dan orang-orang politik yang dibawa
                ke Australia pada waktu Jepang berkuasa di Indonesia.
                                                                    70
                           Setelah kedudukanya dirasa kuat di Banjarmasin, secara terbuka
                Mayor  A.L.Van  Assenderp  mengumumkan  tentang  penyerahan
                kekuasaan  dari  Sekutu  kepada  NICA  pada  tanggal  24  Oktober  yang
                ditanda  tangani  oleh  Thomas  Blamey  pada  tanggal  1  Oktober  1945.
                Pemerintah  NICA  memanggil  para  tokoh  masyarakat  seperti  Pangeran
                Musa Ardikesuma, A. Ruslan, dan Hadhariyah A.M untuk menjelaskan
                tentang  kedudukan  pemerintah  NICA  di  Kalimantan  Selatan  dan
                memintanya membantu pemerintah NICA.

                           Sementara  rakyat  Kalimantan  sudah  merasa  bahwa  NICA  akan
                kembali menjajah Indonesia, khususnya Kalimantan Selatan.  Untuk itu,
                mereka tidak tinggal diam dengan apa yang dilakukan NICA. Hampir di
                seluruh  daerah  di  Kalimantan  Selatan,  rakyat  menyuarakan  tidak
                menerima kehadiran bangsa asing. Para pemuda dan tokoh masyarakat
                yang  tergabung  dalam  Pengurus  Besar  PRI  segera  mengadakan
                pertemuan untuk menyikapi rencana NICA yang akan mengundang para
                Kiai untuk membentuk Pemerintahan NICA. Dalam pertemuan Pengurus
                Besar  PRI  tersebut,  beberapa  keputusan  dibuat,  yakni  mengangkat
                Pangeran Musa Ardikesuma sebagai Residen Republik Indonesia untuk
                kalimantan  yang  berkedudukan  di  Banjarmasin  dan  pembentukan  KNI
                (Komite  Nasional  Indonesia)  di  daerah  pada  tanggal  9  Oktober  1945.
                Esok  harinya,  tanggal  10  Oktober  1945,  PRI  mengumumkan
                pembentukan  Pemerintahan  Republik  Indonesia  di  Kalimantan  dan
                sekaligus  mengundang  seluruh  rakyat  untuk  merayakan  dan
                menyaksikan pelantikan Residen. Dalam perayaan yang diselenggarakan
                di  halaman  kantor  gubernur  itu,  bendera  Merah  Putih  rencana  akan
                dinaikan  dan  bendera  Belanda  diturunkan.  Akan  tetapi,  rencana
                tersebut  gagal  karena  NICA  hanya  membolehkan  penaikan  bendera
                Merah Putih selama sehari dan melarang penurunan bendera Belanda.





                                                                                 437
   444   445   446   447   448   449   450   451   452   453   454