Page 39 - BAHAN AJAR E-MAJALAH CEPTI YURIA PRATAMA_1191111069_23_Neat
P. 39
Setelah hampir setengah jam Penley
dan teman-teman bermain engklek, tiba-tiba awan
mulai terlihat mendung.
“Guys awan mendung gais, sepertinya
mau hujan, astagah sudah gerimis” kata Syifa.
Tak lama setelah Syifa
membicarakan tentang hujan, hujan pun datang
dengan derasnya.
“Ayo ke pondok cepat” kata Damar.
Penley dan teman-teman pun
berteduh di pondok sekitar rumah mereka.
“Untung saja warga disini
memperbaiki pondok ini” kata Devi sambil
mengelap tubuhnya yang basah.
“Kita tunggu saja disini dulu sampai
hujan mereda” kata Hana.
“Permainan apa yang akan kita
mainkan dipondok ini, Syifa akan bosan teman-
teman jika harus menunggu disini tanpa
bermain” kata Syifa menggerutu.
“”Lihat deh orang Bule yang
kemarin dibicarakan orang-orang, sepertinya
kakak itu sudah mau pulang” kata Hana sambil
menunjuk mobil yang pergi.
“Iya Papa bilang kakak itu
namanya Jessie, kakak itu seorang mahasiswa
di Australia yang tertarik dengan kebudayaan
Indonesia sehingga mencari referensi Keesokan paginya, Penley
penelitiannya kedaerah Indonesia” jelas terkejut karena terlambat bangun, sehingga ia
Penley. terburu-buru memanggil Ibu.
Tiba-tiba mobil Ayah Penley “Hai nak, kamu sudah bangun?
berhenti, dan mengantar mereka satu persatu Hari ini sekolah libur, kan tanggal merah, lihat
pulang kerumahnya. tuh dikalender kita” kata Ibu menjelaskan
karena mengetahui ekspresi ketakutan Penley
yang terlambat bangun.
“Hari ini ada arahan dari Kepala
Lorong kita, Pak Agus, untuk gotong royong
desa kita, karena hujan lebat tadi malam
banyak pohon yang tumbang tapi syukur saja
tidak ada rumah yang rubuh.” jelas Ayah.
“Jadi kita semua bergotong
royong hari ini Yah?”tanya Ewin yang terlihat
senang.
“Ya sudah semuanya segera
mandi lalu sarapan agar kita langsung ikut
bergotong royong” kata Ibu.
27