Page 129 - Kristen-BG-KLS-VI
P. 129

baru membuat kita menjadi saksi Allah di dalam hidup kita sehingga
                    banyak orang yang bersyukur kepada Allah karena menghadirkan
                    kita di dalam hidup mereka dan menjadi teladan bagi sesama.


                    III. Penjelasan Bahan Alkitab

                    Bahan  Alkitab  yang  dipergunakan  oleh  guru  untuk  menjelaskan
                    tentang menjadi manusia baru adalah Kolose 3:5–17. Teks Alkitab
                    ini  dipilih  untuk  memperkenalkan  tentang  arti  manusia  baru  dan
                    perbedaan manusia lama dengan manusia baru.

                        Untuk memahami Kolose 3:5–17, ada baiknya kita juga membaca
                    ayat 1–4. Pada ayat 1–4, kita diingatkan bahwa jika kita dibangkitkan
                    bersama dengan Kristus, artinya kita telah ditebus oleh kematian
                    Kristus  dan  hidup  menjadi  manusia  baru,  maka  fokus  hidup  kita
                    adalah melakukan kehendak Allah. Oleh karena itu, segala sesuatu
                    yang bersifat duniawi yang membuat kita tidak menunjukkan sikap
                    hidup  seperti  anak-anak  Allah  harus  kita  tinggalkan.  Keinginan
                    duniawi  sering  kali  membuat  kita  jatuh  dalam  dosa,  antara  lain
                    percabulan,  kenajisan,  hawa  nafsu,  nafsu  jahat,  keserakahan,
                    penyembahan berhala, marah, geram, kejahatan, fitnah, kata-kata
                    kotor,  berdusta  atau  berbohong,  dan  terpecah-belah  (ay.  5-11).
                    Semua itu merupakan cerminan kehidupan sebagai manusia lama
                    dan dapat mendatangkan murka Allah. Semua itu harus ditinggalkan.

                        Di  antara  semua  sikap  atau  perilaku  tersebut,  ada  kata
                    marah.  Apakah  kita  tidak  boleh  marah?  Hal  ini  harus  diperjelas
                    bahwa  marah  yang  dimaksud  adalah  marah  yang  membuat  kita
                    kehilangan  pengendalian diri  sehingga  kita  mengeluarkan  kata-
                    kata kotor, menyakiti sesama, merendahkan martabat seseorang,
                    dan menghilangkan nyawa orang lain. Marah karena berhadapan
                    dengan  ketidakadilan  dan  ketidakmampuan  kita  melakukan  yang
                    benar  dapat  kita  lakukan,  tetapi  dengan  penuh  pengendalian
                    diri.  Marah  merupakan  ekspresi  emosi  manusia  yang  merupakan
                    anugerah  Allah,  seperti  halnya  menangis,  tertawa,  tersenyum,
                    sedih, dan sebagainya.





                                     Petunjuk Khusus | Pelajaran 6 | Menjadi Manusia Baru | 111
   124   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134