Page 21 - E-Modul Interaktif Lingkungan Hidup
P. 21

4

                           PENCEMARAN SUARA


               Kebisingan adalah bunyi yang dapat mengganggu dan merusak pendengaran manusia. Menurut ahli Fisika,

        bunyi adalah rangsangan yang diterima oleh saraf pendengaran yang berasal dari suatu sumber bunyi. Apabila
        saraf  pendengaran  tidak  menghendaki  rangsangan  tersebut  maka  bunyi  tersebut  dinamakan  sebagai  suatu

        kebisingan.  Manusia  menggunakan  alat-alat  transportasi  bermesin  melalui  jalur  udara,  laut,  maupun  darat.
        Perlatan  bermesin  juga  dibutuhkan  untuk  membangun  konstruksi  fisik  dalam  mencukupi  segala  sarana  dan

        prasaran.  Pemakaian  mesin-mesin  tersebut  seringkali  menimbulkan  kebisingan,  baik  kebisingan  rendah
        kebisingan  sedang  maupun  kebisingan  tinggi.  Oleh  karena  kebisingan  dapat  mengganggu  lingkungan  dan
        merambatnya melalui udara walaupun susunan udara tidak mengalami perubahan (Utina & Baderan, 2009).


               Menurut asalnya sumber kebisingan dibagi 3 macam yaitu:

            (1)  Kebisingan  impulsif;  kebisingan  yang  datangnya  tidak  secara  terus-menerus,  contoh  kebisingan  yang
               datang dari suara palu yang dipukulkan, kebisingan yang datang dari mesin pemasang tiang pancang.
            (2)  Kebisingan kontinyu; kebisingan yang datang secara terus menerus dalam waktu yang cukup lama, contoh

               kebisingan yang datang dari suara mesin yang dijalankan (dihidupkan).

            (3)  Kebisingan semi kontinyu (intermitten); kebisingan kontinyu yang hanya sekejab, kemudian hilang dan
               mungkin akan datang lagi. Contoh suara mobil atau pesawat terbang yang sedang lewat


               Pengaruh bunyi terhadap manusia bervariasi menurut tinggi rendahnya frekuensi atau titik nada bunyi
        bersangkutan.  Bunyi  yang  dapat  di  dengar  manusia  berkisar  pada  frekuensi  antara  20  sampai  20000

        getaran/detik, dan pada intensitas antara 0-120 db (bunyi dengan intensitas 120 db ke atas telah menimbulkan
        gangguan fisik). Percakapan biasa dengan frekuensi 250-10.000 getaran/detik tercatat antara 30-60 db. Kereta
        api yang berjalan tercatat 90-95 db, dan kapal terbang yang lepas landas tercatat 120-160 db. Bunyi keributan

        50-55 db dapat menunda dan mengganggu tidur menyebabkan perasaan lelah setelah bangun. Keributan 90 db
        dapat mengakibatkan kerusakan sistem saraf otonom.(Erlich & Erlich, 1977)
   16   17   18   19   20   21   22   23   24   25   26