Page 39 - e-modul berbasis PBL
P. 39
E-Modul Fisika SMA Berbasis Problem Based Learning 2023
Proses pembentukan bayangan pada teropong bumi diawali saat bayangan benda dibentuk oleh lensa
objektif berada di titik fokus yang berimpit dengan 2F di depan lensa pembalik. Sifat bayangan yang
dibentuk lensa obyektif adalah nyata, terbalik, dan diperkecil. Bayangan benda tersebut kemudian ditangkap
oleh lensa pembalik dan menghasilkan bayangan benda dengan sifat nyata, tegak, dan sama besar.
Selanjutnya, bayangan benda akan ditangkap lensa okuler dan dihasilkan bayangan benda yang dibedakan
melalui dua kondisi pengamatan. Kedua jenis pengamatan tersebut adalah pengamatan dengan mata
berakomodasi maksimum dan mata tak berakomodasi.
Pada pengamatan dengan mata tak berakomodasi, bayangan benda oleh lensa pembalik jatuh tepat di
pusat kelengkungan lensa pembalik (2fp) yang berimpit dengan titik fokus lensa okuler (f ). Lensa okuler
ok
akan membentuk bayangan benda dengan sifat maya, tegak, dan diperbesar yang terletak tak terhingga
(s’ = ∞). Terlihat pada Video 3.3.
ok
Sumber: youtube.com.
Video 3.3. Pembentukan Bayangan pada Teropong Bintang untuk Mata Tak Berakomodasi
Selain keberadaan lensa pembalik, prinsip kerja teropong bumi sama dengan prinsip kerja teropong
bintang. Perbesaran bayangan pada teropong bumi juga dapat ditentukan dengan rumus :
dengan:
M = perbesaran lensa okuler (kali)
f = jarak fokus lensa objektif (m)
ob
f = jarak fokus lensa okuler (m)
ok
Namun, rumus perhitungan panjang teropong bumi berbeda dengan rumus perhitungan panjang
teropong bintang. Hal ini karena adanya lensa pembalik. Panjang teropong bumi dapat ditentukan dengan
rumus:
dengan:
d = panjang teropong (m) fp = jarak fokus lensa pembalik
f = jarak fokus lensa objektif (m)
ob
f = jarak fokus lensa okuler (m)
ok
Universitas Negeri Semarang 33