Page 37 - e-modul berbasis PBL
P. 37
E-Modul Fisika SMA Berbasis Problem Based Learning 2023
Penggunaan teropong bintang dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan mata berakomodasi
maksimum dan mata tanpa akomodasi.
Pada pengamatan benda menggukan teropong bintang dengan mata tak berakomodasi, bayangan yang
dibentuk oleh lensa okuler berada pada titik jauh mata (s ’ = ∞). Pada gambar proses pembentukan hasil
ok
bayangan ditunjukkan melalui hasil dua buah sinar pantul yang sejajar, seperti pada Video 3.1.
Sumber: youtube.com.
Video 3.1. Pembentukan Bayangan pada Teropong Bintang untuk Mata Tak Berakomodasi
Perbesaran bayangan pada teropong bintang untuk mata tak berakomodasi dapat ditentukan dengan rumus:
dengan:
M = perbesaran lensa okuler (kali)
f = jarak fokus lensa objektif (m)
ob
f = jarak fokus lensa okuler (m)
ok
Panjang teropong bintang adalah jarak antara lensa objektif dan okulernya, dengan rumus:
dengan:
d = panjang mikroskop (m)
f = jarak fokus lensa objektif (m)
ob
f = jarak fokus lensa okuler (m)
ok
Pengamatan bayangan pada teropong bintang dengan mata berakomodasi maksimum terjadi saat
bayangan yang dibentuk lensa okuler jatuh di titik dekat mata (s’ =Sn). Bayangan benda yang dihasilkan
ok
teropong bintang yang dapat dilihat mata bersifat terbalik dan diperbesar. Perbesaran anguler yang
dihasilkan teropong bintang merupakan perbandingan sudut penglihatan menggunakan teropong bintang
dengan sudut penglihatan tanpa menggunakan teropong bintang. Terlihat pada Video 3.2.
Universitas Negeri Semarang 31