Page 27 - MODUL Membangun Integritas Sikap AnKor
P. 27

MEMBANGUN INTEGRITAS SIKAP ANTI KORUPSI



                  konflik kepentingan, seperti menggunakan wewenang untuk kepentingan pribadi, rangkap jabatan,
                  atau  menerima  gratifikasi.  Jika  dibiarkan,  ini  bisa  menurunkan  kualitas  pelayanan  publik  dan
                  merusak kepercayaan masyarakat

                  Pelanggaran akibat konflik kepentingan yang diatur dalam Undang-Undang No. 30 Tahun 2014
                  tentang Administrasi Pemerintahan dapat dijatuhi sanksi administratif mulai dari ringan hingga
                  berat.

                  Sanksi  administratif  ringan  berupa  teguran  lisan,  teguran  tertulis,  atau  penundaan  kenaikan
                  pangkat, golongan, dan/atau hak-hak jabatan. Sanksi administratif ringan dikenakan bagi Pejabat
                  Pemerintahan  jika  tidak  memberitahukan  atasannya  dalam  hal  terdapat  Konflik  Kepentingan.
                  Sanksi Administratif ringan juga dapat dikenakan kepada atasan yang tidak mengambil keputusan
                  apapun terhadap laporan adanya konflik kepentingan, paling lama lima hari kerja setelah laporan
                  diterima.

                  Sementara  sanksi  administratif  berat  dijatuhkan  jika  seorang  pejabat  atau  pegawai  mengambil
                  keputusan  atau  tindakan  yang  berpotensi  adanya  konflik  kepentingan.  Sanksi  tersebut  adalah
                  pemberhentian tetap dengan atau tanpa memperoleh hak-hak keuangan, atau dipublikasikan di
                  media massa.

                  Pelanggaran konflik kepentingan barang dan jasa terancam hukuman pidana berdasarkan Pasal 12
                  huruf i Undang-Undang 31 Tahun 1999 Jo Undang Undang 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan
                  Atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
                  Berdasarkan Pasal tersebut, pelakunya terancam penjara penjara seumur hidup atau paling singkat
                  empat tahun dan paling lama 20 tahun dan pidana denda paling sedikit Rp200 juta dan dan paling
                  banyak Rp1 miliar.

                  Berikut hal-hal yang harus dilakukan jika terjadi konflik kepentingan:
                  Mendeklarasikan/Membuka. Transparansi atau keterbukaan merupakan kunci awal penanganan.
                  Pada tahap ini penyelenggara negara/pejabat pemerintah mengidentifikasi dan melaporkan konflik
                  kepentingan yang dihadapi sesuai dengan ketentuan dan proses yang berlaku di organisasi.
                  Mendiskusikan. Memberitahukan kepada atasan sebelum bertindak jika terdapat risiko terjadinya
                  konflik kepentingan.
                  Mitigasi. Penyelenggara negara/pejabat pemerintah dapat membatasi akses informasi atau menarik
                  diri  dari  kegiatan  yang  sedang  berlangsung.  Langkah-langkah  untuk  memitigasi  risiko  untuk
                  memastikan  adanya  ketidakberpihakan  di  antara  para  pihak  akan  diambil  oleh  instansi  tempat
                  penyelenggara  negara/pejabat  pemerintah,  setelah  menerima  laporan  atau  deklarasi  konflik
                  kepentingan.
                  Menghindari pengambilan keputusan. Abstain terhadap keputusan atau tindakan lainnya yang
                  memiliki risiko terhadap bias atau konflik kepentingan yang dipersepsikan.

                  Beberapa bentuk konflik kepentingan yang sering terjadi dan dihadapi oleh Penyelenggara Negara
                  antara lain
                  •  Situasi yang menyebabkan seseorang menerima gratifikasi atau pemberian/penerimaan hadiah
                     atas suatu keputusan/jabatan;
                  •  Situasi  yang  menyebabkan  penggunaan  asset  jabatan/instansi  untuk  kepentingan  pribadi/
                     golongan;

                  Membangun integritas sikap anti korupsi-Materi 1,2,3                                    25
   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31