Page 146 - PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK KELAS VIII
P. 146
Kis 9: 34
34 Kata Petrus kepadanya: “Eneas, Yesus Kristus menyembuhkan engkau: bangunlah
dan bereskanlah tempat tidurmu!” Seketika itu juga bangunlah orang itu.
Kis 14: 3
3 Paulus dan Barnabas tinggal beberapa waktu lamanya di situ. Mereka mengajar
dengan berani, karena mereka percaya kepada Tuhan. Dan Tuhan menguatkan berita
tentang kasih karunia-Nya dengan mengaruniakan kepada mereka kuasa untuk
mengadakan tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat.
2. Dalamilah bacaan Kitab Suci tersebut dengan bantuan pertanyaan:
a. Siapa yang berhak menerima Sakramen Pengurapan?
b. Bagaimana Sakramen Pengurapan dirayakan?
c. Apa makna dari Sakramen Pengurapan orang sakit?
3. Presentasikanlah hasil diskusi kelompok kalian.
Untuk Dipahami
• Kerajaan Allah yang diwartakan oleh Yesus tidak ditujukan pada kelompok atau
golongan tertentu, tetapi ditujukan untuk semua orang. Ia merangkul semua orang
yang baik maupun yang jahat agar dapat merasakan keselamatan. Yesus tidak mau
merangkul hanya sekelompok orang dan menyingkirkan kelompok yang lainnya.
Ia akrab dengan semua orang. Bahkan Yesus mau bergaul dengan orang-orang
yang dianggap berdosa.
• Perjanjian Lama dan juga pada zaman Yesus, diyakini oleh orang-orang Yahudi
bahwa seseorang yang menderita sakit, bahkan menderita cacat ataupun
penderitaan dari lahir, itu semua diakibatkan oleh karena dosa. Sehingga bagi
mereka, orang yang sakit itu akan sembuh jika dosanya telah diampuni oleh
Tuhan.
• Yesus datang untuk menyembuhkan manusia secara utuh, jiwa dan raga.
• Gereja sampai saat ini juga senantiasa memperhatikan orang yang sakit, yaitu
dengan memberikan pendampingan kepadanya melalui pemberian Sakramen
Pengurapan Orang Sakit. Sakramen ini diberikan kepada orang beriman yang
merasa mulai menghadapi bahaya maut karena sakitnya atau karena lanjut usia
atau orang yang menghadapi operasi besar. Sakramen ini dapat diterima seseorang
lebih dari satu kali.
• Makna dari Sakramen Pengurapan Orang Sakit ini antara lain: a. Menganugerahkan
rahmat Roh Kudus yang menjadikan si penderita mempunyai kekuatan, kete-
nangan, dan kebesaran hati untuk mengatasi kesulitan akibat sakitnya. b.
Mengajak si sakit untuk mempersatukan penderitaan yang dialaminya dengan
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 139