Page 86 - PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK KELAS VIII
P. 86
Nia berusaha mengingatkan sahabatnya untuk mencoba berlatih mengerjakan
soal bersama-sama supaya pada waktu ulangan besok mereka bisa mengerjakan
dengan baik. Tetapi Nina tetap saja sibuk dengan telepon genggamnya. Bahkan Nia
sempat mengatakan pada Nia: “Hei… Nia, ngapain repot-repot belajar. Aku sudah
bilang Agus temen kita yang jago Matematika itu untuk besok memberikan contekan
padaku. Jadi, ngapain harus capek-capek belajar?” selanjutnya Nina berkata lagi:
“Aku ke sini sebenarnya untuk menghindari omelan mama aja, kan kalau alasannya
belajar sama kamu, mama pasti mengijinkan.” “Wah payah kamu Nina” jawab Nia.
Selanjutnya Nia menasihati Nina: “Kita harus berusaha dengan lebih giat dan tidak
menggantungkan diri dari contekan teman lho! Itu namanya tidak jujur!” Tapi Nina
menjawab: “Ah… biarin aja. Yang penting mamaku tahunya nilaiku bagus. Beres
kan..”
Nia akhirnya cuma bisa geleng-geleng kepala. Akhirnya esok harinya mereka
berdua mengikuti ulangan harian Matematika. Nia berusaha mengerjakan soal
ulangan dengan hati-hati supaya mendapatkan hasil yang maksimal, sementara
Nina sibuk untuk membuka contekan dari Agus secara sembunyi-sembunyi
agar tidak ketahuan oleh guru yang mengawas. Soal Matematika begitu sulitnya,
sampai-sampai Nia merasa kesulitan mengerjakan. Ketika melihat Nina yang
telah selesai mengerjakan soal dan kertas contekannya diberikan kepadanya,
Nia sempat ragu-ragu. “Apakah aku mau ikutan nyontek supaya cepat selesai
seperti Nina?” gumam Nia dalam hati, tetapi dalam hati Nia timbul suara yang
mengatakan “Jangan Nia. Itu tidak baik. Kamu harus berbuat jujur.” Nia menjadi
gelisah, khawatir, takut dan perasaan tak menentu campur aduk dalam hati dan
pikirannya. Akhirnya Nia memutuskan untuk membuang kertas contekan itu dan
berusaha untuk mengerjakan sendiri soal ulangannya.
Setelah mereka selesai dan hasil ulangan dibagikan, ternyata nilai Nina lebih
tinggi dibandingkan dengan nilai Nia. Maka Nina berkata pada Nia: “Makanya
Nia, ikutan caraku dong. Gak usah belajar capek-capek tapi hasilnya bagus.” Nia
menjawab: “Nilaiku memang tidak sebesar nilaimu Nina, tapi aku bersyukur atas
hasil usahaku sendiri. Aku bersyukur bahwa aku masih tetap berusaha untuk jujur
pada diriku sendiri dan pada orang tuaku.” Akhirnya mereka berdua pergi ke
kantin untuk makan bersama. Mereka berbeda prinsip tetapi tetap bisa bersahabat.
(Oleh: Atrik)
2. Setelah membaca cerita tadi, rumuskan beberapa pertanyaan sehubungan cerita,
terutama pertanyaan menyangkut berbagai godaan dan karya Roh Kudus dalam
diri kita.
3. Berdasarkan pertanyaan yang telah dirumuskan, carilah jawabannya dengan cara
berdialog atau tanya jawab di antara teman.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti 79