Page 91 - PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK KELAS VIII
P. 91
Bab VI
Gereja sebagai Paguyuban
Orang Beriman
Gereja berasal dari kata “ekklesia” yang berarti pertemuan rakyat yang bersifat
religius. Ungkapan ini agak sering dipergunakan dalam terjemahan Yunani dalam
Perjanjian Lama untuk pertemuan bangsa terpilih di hadapan Allah, terutama untuk
pertemuan di Sinai, dimana bangsa Israel menerima hukum dan dijadikan oleh Allah
sebagai bangsa-Nya yang kudus. Di dalam Gereja, Allah mengumpulkan bangsa-Nya
dari segala ujung bumi. Dari sinilah maka pengertian Gereja adalah persekutuan
umat beriman di seluruh dunia yang terdiri dari jemaat-jemaat setempat dan menjadi
nyata sebagai pertemuan liturgis, terutama sebagai pertemuan ekaristi (KGK 752).
Bila kita ingin menjadi anggota suatu perkumpulan, alangkah bijaksananya bila
kita berusaha mengetahui hal-hal yang berkaitan dengan perkumpulan itu. Demikian
pula dengan perkumpulan/paguyuban yang disebut dengan Gereja. Sebelum kita
masuk ke dalam Gereja maka baiklah jika seandainya kita berusaha pula untuk
mengenal Gereja dengan segala macamnya. Kita perlu mengetahui siapa saja yang
menjadi anggotanya, apa syaratnya menjadi anggota, apa hak dan kewajibannya,
apa saja kegiatannya, apa tujuan dari Gereja itu dan sebagainya. Sebagai sebuah
perkumpulan, Gereja mempunyai identitas yang jelas. Gereja terbentuk melalui
sejarah berdirinya, Gereja memiliki ciri-ciri yang terlihat maupun tidak terlihat yang
menjadi identitasnya, juga mempunyai berbagai bentuk pelayanan.
Dalam bab ini, kita akan membahas identitas Gereja itu dari identitasnya sebagai
Paguyuban Umat beriman beserta ciri-ciri yang melekat padanya, maupun bentuk-
bentuk pelayanannya. Oleh karena itu, bab ini membahas 3 subbab, yaitu:
A. Gereja sebagai Paguyuban.
B. Ciri Gereja sebagai Paguyuban.
C. Bentuk-bentuk Pelayanan Gereja sebagai Paguyuban.
84 Kelas VIII SMP