Page 38 - BUKU NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN
P. 38

MENYERAP ASPIRASI MENCIPTAKAN SOLUSI
                                                        NATIONAL INTEREST DAN AGENDA PEMBANGUNAN



                     Persoalan yang dihadapi sektor pertanian memang sangat kompleks,
               namun dengan pendekatan yang lebih holistik dan kebijakan yang terkoordinir
               serta terintegrasi, berbagai persoalan itu bisa diurai dan diatasi. Bila ini bisa
               diwujudkan, prospek usaha di bidang pertanian akan lebih menjanji dan akan
               menarik lebih banyak kalangan milineal untuk terjun mewujudkan Indonesia
               sebagai negara agragris yang kuat dan handal.

               Food Estate dan Kemandirian Petani

                     Program ketahanan pangan nasional yang dicanangkan oleh pemerintah
               saat ini adalah food estate. Program andalan pemerintah ini mengusung
               konsep pengembangan pangan yang dilakukan secara terintegrasi mencakup
               pertanian, perkebunan, bahkan peternakan di suatu kawasan. Mengenai
               progres pengembangan food estate, sejauh ini sudah terdapat 30.000 hektar
               lahan yang ditanam dan sudah panen dalam program ini.
                     Berdasarkan sejumlah tolak ukur utama seperti realisasi luas tanam
               dan panen yang tinggi, meningkatnya produksi indeks pertanaman, dan
               produktivitasnya, pelaksanaan food estate di beberapa daerah berjalan cukup
               baik.
                     Di luar sejumlah persoalan yang masih
               menjadi catatan seperti pemilihan lokasi yang
               tidak accessible, kurang subur, lahan rusak,
               berpotensi banjir, menurut Rachmat Gobel,
               program  food estate ini memberi peluang
               untuk membangun kemandirian bagi petani.
               Untuk itu program ini harus bisa memberi iklim
               yang kondusif bagi penguatan kelembagaan
               di kalangan petani. Seperti mendorong petani
               untuk membangun sistem koperasi dengan
               petani itu sendiri sebagai anggotanya. Koperasi
               ini yang akan menyiapkan pupuk dan bibit,
               membeli hasil panen petani (off taker) , dan
               bisa bekerja sama dengan Bulog sebagai off
               taker terakhir.




                                                                         dpr .g o.id  31
   33   34   35   36   37   38   39   40   41   42   43