Page 67 - BUKU DARI SENAYAN UNTUK INDONESIA
P. 67

dari senayan untuk indonesia

                Deding  mengapresiasi  usaha  pemerintah  untuk
            mengurangi penyebaran paham radikalisme. Menurut dia,
            publikasi daftar ulama hanya menimbulkan polemik, sebab

            ini merupakan hal yang baru di tengah masyarakat. “Pada
            masa Orde Baru hanya ada daftar ulama yang masuk dalam

            daftar negatif, karena dianggap radikal atau keras, tetapi itu
            tidak dipublikasikan seperti  sekarang.  Cukup aparat saja
            yang tahu,” jelas Deding.



























                          Anggota Komisi VIII DPR Fraksi Partai Golkar  Deding Ishak (kanan)
                          dan Akademisi Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah
               Biro Humas   Jakarta Adi Prayitno dalam diskusi Dialektika Demokrasi: ‘Di Balik
              Pemberitaan  Rekomendasi 200 Mubalig’ di Media Center DPR, Senayan, Jakarta,
                  DPR RI  Kamis 24 Mei 2018.

                Politikus yang juga putra ulama besar Jawa Barat,
            KH Toto Abdul Fatah itu, mengatakan pemerintah

            sebaiknya hanya mengatur kriteria mubalig yang ingin
            direkomendasikan dan berkoordinasi dengan organisasi

              30
   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71   72