Page 17 - BUKU GELORA KATA KATA FAHRI HAMZAH
P. 17

Dr. Fadli Zon, M.Sc




                  dan saling mengawasi. Pemusatan kekuasaan seperti yang
                  pernah kita jumpai pada Orde Baru atau yang lazim terjadi
                  dalam praktek negara-negara otoriter, cenderung menjadi
                  lahan subur bagi praktek korupsi.  Secara empiris, kita

                  pernah mengalami pembusukan, akibat sistem kekuasaan
                  yang terpusat. Ungkapan Lord Acton dua abad lampau
                  masih terasa relevan, “Power tends to corrupt, and absolute
                  power corrupts absolutely - Kekuasaan cenderung korup,
                  dan kekuasaan yang mutlak pasti korup.”. Demokrasi datang
                  untuk memecah realitas kekuasaan tersebut, sehingga
                  jika ada satu pihak hendak memanipulasi kekuasaan

                  untuk korup, maka pihak yang lain secara automaticly
                  menghentikannya. Demikianlah hukum baku mekanisme
                  kerja sistem yang satu dengan yang lainnya saling terkait.

                  Dalam kumpulan twit ini, saya juga menyinggung banyaknya
                  pola hubungan antar lembaga negara. Mulai dari lembaga
                  inti negara hingga lembaga sampiran negara. Kehadiran
                  lembaga-lembaga itu bukan sekedar untuk “ada”, tapi juga
                  mesti memiliki alasan keberadaan. Pemilahan dan pagar
                  kekuasaan antar lembaga mesti dituntaskan, agar tidak

                  ada overdosis kekuasaan pada satu organ negara. Dalam
                  konteks  itulah,  saya  menyorot  peran-peran  lembaga
                  penegak hukum -utamanya KPK- yang tidak “balanced and
                  equal of power”, semacam kewenangan yang berimbang
                  dan sama di antara penegak hukum.


                                            xvii
   12   13   14   15   16   17   18   19   20   21   22