Page 70 - MAJALAH 215
P. 70
T OK OH
Nai Rinaket:
‘Salah Jurusan’ Jadi Ilustrator Anak
Lewat tulisan ‘Benda-
Benda Berbahasa’,
Nai Rinaket menjajaki
diri sebagai esais
hingga dianugerahi
sebagai Penulis Muda
Berbakat yang diundang
berpartisipasi di Ubud
Writers & Readers
Festival 2017.
idak disangka, Sebelum ilustrasi dikirimkan ke Jakarta. FOTO : HANPUTRO WIDYONO.
kegelisahan ‘ke mana
ingin melangkah komik mini untuk majalah sekolah. miliki ketika kecil dulu pada anak-
setelah lulus kuliah’ Tapi, lagi-lagi saya mengurungkan anak: buku-buku bagus yang
T mengetuk pikirannya niat karena saya tidak bisa melihat berlimpah! Buku yang tidak hanya
yang setengah sadar. Akhirnya, ia masa depan saya dengan pasti dari ditulis dengan baik, tapi juga memiliki
memutuskan banting setir. Menjadi jurusan itu. ilustrasi yang memberi mereka
ilustrator anak-anak adalah pilihan Akhirnya, saya kuliah di jurusan kebahagiaan. Kalau ilustrasi yang saya
nekat yang membawanya pada berbeda dan dipertemukan dengan gambar dan mereka lihat sewaktu
petualangan baru menuju warna- teman yang berkecimpung di dunia kecil terus mereka ingat sampai
warni imaji anak-anak. sastra anak. Tahun 2017, dia mengajak dewasa, dan bisa memberi celah
Terpisah oleh bentangan jarak saya mengikuti Sayembara Gerakan untuk mengingat bahwa mereka
antara Jakarta-Surakarta, Nai, sapaan Literasi Nasional (GLN) yang diadakan memiliki masa kecil yang tidak terlalu
akrabnya, menerima Parlementaria oleh Kemendikbud. Buku yang lolos buruk, itu pun sudah cukup banget
dengan balasan sejumlah pertanyaan sayembara itu, ‘Wangi dari Rumah bagi saya.
lewat secarik surat elektronik. Mbah Surti’ adalah buku anak yang
Perempuan penyuka kentucky fried pertama kali saya ilustrasikan. Bisa diceritakan seorang Nai Rinaket
chicken ini menjawab bagaimana Sejak proyek itu, saya dalam dunia ilustrasi anak?
pendidikan ‘salah jurusan’ sejak dini mengerjakan ilustrasi untuk beberapa Karir ilustrator saya dimulai
menjadi jalan hidup yang ia tempuh buku anak lagi yang ditulis oleh pada tahun 2017. Dulu, saya tidak
bersama suka duka, menjadi seorang teman-teman yang lain. Meski begitu berpikir saat menggambar
ilustrator anak-anak. masih diselimuti keraguan, saya untuk buku-buku anak, yang
menetapkan hati untuk terus berada penting saya menyukai gambarnya.
Dikenal sebagai esais lebih dahulu, di jalan menjadi ilustrator. Lama-lama, suka saja tidak cukup
apa ada cerita di balik keputusan untuk menghasilkan ilustrasi yang
memilih jalan sebagai ilustrator? Mengapa Anda memilih jalan menjadi mumpuni. Saya yang tidak menyukai
Saya merasa diri saya ‘salah seorang ilustrator khusus anak-anak? teori gambar. Pelan-pelan, menerima
jurusan’. Awalnya saya ingin belajar di Waduh, ini pertanyaan yang bahwa saya memang butuh
Desain Komunikasi Visual karena saya begitu sulit! Ah, bagaimana mempelajari teknik dasarnya.
suka menggambar sejak kecil. Di SMA ya? Mungkin saya hanya ingin Selain belajar dan mengerjakan
pun saya mengerjakan ilustrasi dan memberikan apa yang tidak saya ilustrasi buku anak, saya juga sempat
70 PARLEMENTARIA EDISI 215 TH. 2022