Page 71 - MAJALAH 215
P. 71
T OK OH
mengajar kelas menggambar pun bisa melihat bahwa segala hal secara digital. Ini adalah buku
untuk anak-anak homeschooling di memiliki sisi dua sisi mata pedangnya pertama yang sepenuhnya saya
Yogyakarta. Menjadi ilustrator buku sendiri. garap secara digital. Setelah
anak memungkinkan saya bertemu penerbit setuju dengan papan cerita
dengan teman-teman baru, baik Dari puluhan karya yang kini telah yang saya kirimkan, saya melakukan
itu ilustrator maupun teman-teman Anda lahirkan, ilustrasi apa yang percobaan warna untuk halaman
yang terlibat di bidang lain dalam paling berkesan? Bisa ceritakan pertamanya.
industri perbukuan. Saya menikmati prosesnya? Cukup sulit menemukan warna
semua peristiwa itu. Saya jarang menyukai ilustrasi saya dan nuansa yang cocok untuk buku
Saat ini, saya menjadi anggota dari halaman pertama sampai terakhir ini. Setelah kurang lebih membuat
Kelompok Ilustrator Buku Anak buku yang saya ilustrasikan. Jadi, empat alternatif pewarnaan, akhirnya
Indonesia (KELIR) dan The Society itulah yang saya patri dalam benak saya menemukan palet warna dan
of Children’s Book Writers and saat menggarap ilustrasi untuk buku rendering yang cocok untuk buku ini.
Illustrators (SCBWI). Djokolelono yang berjudul Gleger Penerbit pun cocok dengan warna
(Lingkarantarnusa, 2022): Saya ingin yang akhirnya saya pilih. Setelah
Bisa diterangkan, bagaimana menyukai ilustrasi saya dari halaman itu, proses pengerjaannya berjalan
hubungan teks dan ilustrasi untuk pertama sampai terakhir buku ini. Saat dengan mulus sampai akhirnya buku
pembaca anak-anak? ini tercapai, itu merupakan hal yang terbit bulan Juni 2022 lalults
Saya pernah mengajar kelas sangat menggembirakan buat saya.
menggambar untuk anak-anak Saya menggarap buku Gleger
yang tidak bersekolah formal.
Dalam sebuah kesempatan, terjadi
obrolan yang sampai saat ini masih
terus saya ingat, antara saya dan
salah satu orangtua anak tentang
seberapa penting ilustrasi hadir dalam
kehidupan anak-anak.
“Masalah” datang saat anaknya
suatu hari meminjam komik dari
temannya dan mulai gemar
membaca buku-buku yang penuh
gambar. Gambar-gambar telah
memanjakan anaknya, membuat dia
malas berpikir. Anaknya telah terbiasa
mendapat penjelasan dari gambar di
buku, sehingga tanpanya, dia tidak
bisa membentuk gambaran makna Serangkaian karya ilustrasi yang dilukis oleh Nai
sendiri di pikirannya. Akhirnya, ibu ini Rinaket telah dipamerkan di sejumlah pameran lokal dan
menghentikan sementara konsumsi internasional.
buku-buku bergambar sampai pikiran 1. ‘Si Jlitheng’ di Bienále ilustrácií Bratislava di Slovakia
anaknya pulih. sepanjang Oktober 2021-Februari 2022.
Tapi, ya, kita masih perlulah 2. “Ingatan Masa Kecil” di Book’s Illustrator Gallery (BIG)
ilustrasi dan gambar-gambar itu. Asian Festival of Children’s Content (AFCC) Singapore
Karena itu yang membuat dunia kita 2022.
terlihat indah, kan? Lagi pula, kalau 3. “Gleger” di Pameran Ilustrasi Bentara Budaya “Ilustrasiana” Jakarta 2022,
anak-anak hanya boleh melihat karya
lukisan-lukisan seniman, aksesnya 4. ‘Seri Anak Tuhan Pio dan Tikel’ dan ‘Bombatalu Ri Tasi Talise Gorga Pituluik’
kan tidak mudah di sini. Cara pandang kategori Children’s Book Illustrator Catalogue di London Book Fair 2019.
saya terhadap ilustrasi mengalami 5. Berkolaborasi dengan sejumlah penulis dan penerjemah meluncurkan
perubahan seiring waktu. Mungkin buku ‘Gugun, The Wandering Young Javan Rhino’ dan ‘Sigi and Kugi, Will
kalau yang mengalami obrolan ini Never Surrender’ di Ubud Writers & Readers Festival 2022.
adalah saya yang dulu, saya bisa Seluruh karyanya yang telah melewati kurasi, baik dalam bentuk buku
marah. Hahaha. Tapi, sekarang, saya maupun pameran, secara menyeluruh dapat diakses di nairinaket.com.
TH. 2022 EDISI 215 PARLEMENTARIA 71