Page 75 - MAJALAH 215
P. 75
KIA T SEHA T
tidak diatasi akan mencapai mengakibatkan kebutaan? Kedua juga mempersarafi mata (oftalmik).
pulpa gigi. Gigi berlubang yang statemen ini merupakan MITOS Saraf trigeminal berperan dalam
sudah parah seperti ini dapat yang sering kali masih dipercaya mengirimkan sensasi dari kulit
menyebabkan sakit gigi yang tidak oleh sebagian masyarakat awam, bagian anterior (depan) kepala,
tertahankan. meskipun pada kenyataannya rongga mulut dan hidung, gigi dan
Selain mengakibatkan tidak ada bukti empiris yang dapat meninges (lapisan otak).
sakit, karies gigi yang menapai menguatkan kepercayaan yang Dari penjelasan ini kita bisa
pulpa jika dibiarkan, akan sudah mengakar ini. Mengapa menarik kesimpulan dimana
mengakibatkan komplikasi seperti bisa demikian? Mari kita telisik tiap cabangnya memiliki fungsi
periodontitis apikalis, abses berdasarkan anatomi (susunan) yang berbeda. Saraf maksila dan
periapical, granuloma periapical, saraf pada gigi. mandibula yang mempersarafi
kista periapical, selulitis, abses, Setiap gigi memiliki persarafan gigi sedangkan saraf oftalmik
periosteitis, osteomyelitis, dan masing-masing. Gigi berada pada mempersarafi mata. Meskipun
bahkan bisa mengancam jiwa rahang atas dan rahang bawah. berasal dari jaringan induk saraf yang
seperti Angina Ludwig. Rahang atas dan rahang bawah sama, apabila terjadi kerusakan di
Pernahkah kalian mendengar memiliki saraf yang keduanya salah satu cabang saraf, maka tidak
kabar di masyarakat tetang cabut merupakan bagian dari saraf akan mempengaruhi fungsi cabang
gigi atas yang bisa mengakibatkan trigeminal. Selain mempersarafi saraf yang lainnya.
gangguan mata? Atau kadang rahang atas (maksila) dan rahang Penyebab gangguan pada
dibilang cabut gigi bisa bawah (mandibula), saraf trigeminal mata biasanya bukan pada proses
pencabutan gigi, melainkan adanya
infeksi gigi yang sebelumnya sudah
terjadi dan meluas akibat dari
karies yang tidak dirawat. Infeksi
yang terjadi dapat menyebar ke
daerah lain seperti hidung, telinga,
dan bahkan sampai ke mata.
Kemungkinan lain bisa terjadi jika
ada kondisi bekas pencabutan
gigi yang tidak tertutup rapat,
kuman masuk (terjadi komplikasi
pencabutan gigi) yang dapat
menyebabkan gangguan di
jaringan sekitarnya pada rahang
atas misalnya infeksi pada hidung
(sinusitis). Jika infeksi meluas lagi
bisa menimbulkan abses yang
bisa saja sampai menyebabkan
gangguan pada mata.
Sudah cukup jelas ya, jika tidak
ada kaitannya cabut gigi dengan
gangguan mata. Malahan, untuk
kondisi dimana gigi sudah tidak
bisa dipertahankan, maka dokter
gigi akan menyarankan dilakukan
percabutan. Intinya, jangan pernah
menganggap remeh lubang pada
gigi, karena bisa berakibat fatal.
Selalu lakukan pemeriksaan secara
berkala ke dokter gigi minimal 6
bulan sekali untuk mengetahui
kondisi kesehatan gigi dan mulut
kalian. Mulailah sayangi diri kamu. l
TH. 2022 EDISI 215 PARLEMENTARIA 75