Page 82 - MAJALAH 70
P. 82
POJOK PARLE
KAMPANYE DI DPR Tunjangan Aparatur Desa yang masih jauh dari harapan dan masih
banyak kelemahan-kelemahannya. Mereka juga mengharapkan
adanya bantuan langsung dari pemerintah pusat ke rekening desa.
Jazuli yang mendengar keluhan tersebut mengatakan, tidak
uhu Perpolitikan nasional saat ini semakin panas diramaikan mungkin suatu kabupaten maju tanpa adanya kontribusi desa yang
dengan kampanye-kampanye yang dilakukan partai-partai baik, demikian juga untuk provinsi semua itu dimulai dari tingkat
Spolitik yang akan mengikuti pesta demokrasi pada Pemilu desa.
2009. Sepanjang jalan meriah dengan terpasangnya baliho- Jadi, katanya bersemangat, memang seharusnya pemerintah
baliho dan spanduk-spanduk yang berlambangkan salah satu pusat itu memperhatikan desa, karena hampir 70 persen masyarakat
partai, nomor urut partai dengan foto-foto caleg yang terpasang Indonesia itu tinggal di desa.
di sebelah lambang tersebut. “Maaf Pak Eka saya bukan sedang berkampanye, apalagi ini
Tak heran jika calon legislasi yang akan ikut menduduki kursi bukan Dapil saya, tapi Insya Allah yang hadir di sini putih semua,”
di DPR atau DPRD itu harus gencar mempromosikan dirinya, kata Jazuli yang dari daerah pemilihan Banten ini.
karena Pemilu yang akan datang ini untuk pertama kalinya Gemuruhlah tawa seluruh isi ruangan yang dipadati kurang
dilakukan dengan pemilihan suara terbanyak. lebih 280 Kepala Desa dan Perangkat Desa Se kabupaten
Begitu juga halnya dengan anggota DPR yang mencalonkan Sumedang.
lagi, mereka pun harus tetap gencar untuk terus berjuang Eka pun menjawab : Jangan khawatir Pak Jazuli, bendera kita
mendapatkan simpati dari para konstituennya. kan Merah Putih, memang merah dan putih itu selalu melekat
Sampai-sampai begitu kentalnya nuansa kampanye yang satu sama lain tak terpisahkan,” kata Eka dengan penuh makna.
sedang dilakukan, tanpa disadari candaan-candaan segar yang Salah satu wartawan yang bergerombol di depan pintu ruang
keluar dari mulut anggota selalu menyiratkan partai yang rapat berkata : aduh bapak-bapak ini, pintar-pintarnya
diwakilinya. Jadi, jika kita bicara masalah warna rasanya punya memanfaatkan waktu, mentang-mentang yang datang tokoh desa
sensitifitas yang tinggi. jadi bisa sambil menyelam minum air,” katanya kepada temannya.
Saat itu Wakil Ketua Komisi II DPR dari F-PDIP Eka Temannya pun menimpali : Iyalah, ini kan kesempatan langka
Santosa didampingi anggota Komisi XI Maruarar Sirait dari fraksi bisa ngumpulin seluruh Kepala Desa se Kabupaten Sumedang,
yang sama dan juga H. Jazuli Juwaeni dari Fraksi PKS menerima jadi apa salahnya………. hitung-hitung ini kampanye gratis, iya
Asosiasi Pemerintah Desa Seluruh Indonesia (APDESI) nggak…….. iya nggak,” seloroh temannya sambil mendengarkan
Kabupaten Sumedang. salah satu Kepala Desa yang sedang menyampaikan uneg-unegnya.
Mereka menyampaikan Kebijakan Alokasi Dana Desa dan (tttt tttt tt)
PosIsI DI BElAKANg
PosIsI DI BElAKANg
PosIsI DI BElAKANg
PosIsI DI BElAKANg
PosIsI DI BElAKANg
asalah emansipasi wanita pelajaran anak SD saja seringkali berisikan Spontan salah seorang anggota Tim
menjadi bahan perbincangan Ayah pergi ke kantor, Ibu pergi ke pasar. dari Fraksi Partai Amanat Nasional
Mmenarik saat Komisi VIII Atau ayah membaca koran, ibu memasak Akmaldin Noor berkata, “Bu, barang kali
DPR RI berkunjung ke Provinsi Nanggroe di dapur. itu panggilan dari rumah. Ibu disuruh
Aceh Darussalam (NAD). Saat itu Tim Seiring dengan berkembangnya jaman, pulang untuk angkat jemuran karena hari
Kunker berkunjung ke Kantor Badan sebetulnya kata-kata seperti itu tidak lagi ini hujan deras,” selorohnya sambil diikuti
Pemberdayaan Perempuan dan dimasukkan dalam buku pelajaran anak- tawa anggota yang lain.
Perlindungan Anak (BPPPA) yang anak sekolah. Buku-buku tersebut “Loh…….. iya kan, wanita kan selalu
berlokasi di jalan Tgk. Malem, Banda Aceh. seharusnya berisi kata-kata yang sudah di belakang, jadi biar ibu Reyhan udah jadi
Kepala Badan PPPA Provinsi NAD mencerminkan kemajuan wanita kini yang Kepala Badan tapi tentunya tetap harus
Raihan Putry menjelaskan NAD sulit tidak hanya sekedar memasak di dapur. ingat posisinya,” tambahnya lagi.
untuk maju bila dibandingkan dengan Karena, saat ini wanita juga ikut menopang Mendengar selorohan dari anggota
kota-kota besar lain yang ada di Indonesia. keuangan keluarga. Dewan itu, maka Reyhan pun tersipu-sipu
Kemajuan ini terhambat kemungkinan Perkataan ini disampaikan Ketua dibuatnya, dan ia pun menyudahi
disebabkan adanya tradisi yang dilakukan Badan Pemberdayaan Perempuan dengan pembicaraannya di handphone.
seringkali menempatkan wanita pada posisi penuh semangat. Namun, di sela-sela Seraya dia menambahkan, ya enggak
sebagai ibu rumah tangga, tidak lebih dari pembicaraannya itu, tiba-tiba handphone segitu-gitu amat bapak-bapak. Maksud
itu. Wanita selalu ditempatkan di belakang yang ada di mejanya berdering. Tanpa saya posisi wanita di belakang tidak harus
laki-laki dan laki-laki selalu menempati sungkan-sungkan lagi dia pun mengangkat mengambil cucian yang dibelakang,”
posisi di atas. HP di saat anggota Komisi VIII sedang katanya sambil melanjutkan pembicaraan
et/tt
et/tt
et/tt
“Nggak usah jauh-jauh buku-buku serius mendengarkan ucapannya. yang terputus tadi. (et/ttet/tt)
82 PARLEMENTARIA TH. XL NO. 70