Page 15 - MAJALAH 111
P. 15

membuat surat ke Kemenkeu. “ Yang penting ini segera
            dibayarkan supaya nafas RSUD tidak sampai di teng-
            gorokan,” katanya dengan nada canda.
              Supriyatno menambahkan, masalah tersebut tidak
            terlalu sulit untuk diselesaikan,karena sudah diverifi-
            kasi oleh PT Jamsostek sehingga tinggal terobosan di
            pembayarannya saja, dan bila dibicarakan  dengan  BPK
            maka akan selesai masalahnya. “Bukan persoalan tang-
            gungjawabnya, tetapi beban RSUD yang perlu segera
            diatasi,” ia menambahkan.
              Sementara itu Staf Ahli Bidang Pembiayaan dan
            Pemberdayaan Masyarakat Kemenkes Yusherman me-
            ngatakan, keterlambatan pembayaran hutang Jamkes-
            mas karena menunggu audit BPK, yang hingga kini su-
            dah mencapai 50%.

              Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan DIY, dari jum-
            lah penduduk 3.706.798 jiwa sebanyak 3.238.067 su-
            dah tercover sebagai anggota BPJS Kesehatan. Jumlah
            ini merupakan kemajuan pesat  pada awalnya hanya
            terdaftar 2.068.188 jiwa. Sebanyak 408.000 jiwa yang
            belum tercover, dan secara bertahap akan ditranformasi
            kepesertaannya, sehingga pada tahun 2016 semua su-
            dah tercakup dalam BPJS Kesehatan di seluruh wilayah           UPT Pusekesmas di
            DIY.
                                                               Sleman sejak tahun 2011 sudah
              Di Kabupaten Sleman, Komisi IX mendapatkan       dipersiapkan untuk menyongsong
            laporan bahwa pada tahu 2013 dari jumlah penduduk
            Sleman 1.059.000 jiwa sebanyak 43,2% peserta JKN.  BPJS dengan sistem kapitasi.
            Sampai bulan Februari 2014 ada 2.041 jiwa yang masuk   Puskesmas di Sleman sudah rutin
            JKN mandiri. Sementara peserta Jamkesda sebanyak
            143.191 jiwa terdiri pamong desa 11.320 jiwa, 19.470  sejak 2011, sehingga dana kapitasi
            mandiri dan 19.000 miskin.                         dari BPJS bisa langsung digunakan
              “Untuk pelayanan RS, di Kabupaten  Sleman terdapat  untuk meningkatkan pelayanan di
            26 RSU, dari jumlah tersebut 17 RSU sudah bekerja sama   Puskesmas.
            dengan BPJS,” ujarnya.
                                                               hingga 20.000 pasien ini kekurangan SDM untuk mem-
              Ditambahkan pula, UPT Pusekesmas di Sleman sejak  berikan pelayanan yang baik.
            tahun 2011 sudah dipersiapkan untuk menyongsong
            BPJS dengan sistem kapitasi. Puskesmas di Sleman su-  Berdasarkan standar penghitungan untuk tenaga
            dah rutin sejak 2011, sehingga dana kapitasi dari BPJS  kesehatan yang ada di Puskesmas, untuk Puskesmas
            bisa langsung digunakan untuk meningkatkan pelaya-  perkotaan itu jumlah SDM nya 42 orang dan Puskesmas
            nan di Puskesmas.                                  rawat inap  sebanyak 37 orang. “Pemahaman kami di
                                                               Sleman, Puskesmas rawat inap ini juga melayani pasien
              “Ini hal yang positif dalam meningkatkan pelayanan  non rawat inap, artinya jumlah SDM rasionalnya di-
            kesehatan masyarakat, dan dana kapitasi bisa diman-  tambah antara yang rawat inap dan non rawat inap,
            faatkan langsung karena sudah implementatif  sejak  sehingga berjumlah 79 orang,” jelasnya.
            2011, dan tahun 2014 ini sudah  penuh,” katanya.
                                                                 Namun ternyata tidak bisa seperti itu, sehingga de-
              Namun kaitannya dengan program JKN melalui  BPJS  ngan SDM tersedia, susah untuk memberikan pelayan-
            ini ada Puskesmas mengalami disparitas cukup tinggi.  an yang bermutu. Seharusnya di setiap Shift ada dokter,
            Di wilayah ini ada satu Puskemas yang peserta BPJS eks  pertolongan pertama ada bidan. Kalau hanya satu, ini
            Jamkesmas melayani 4.000 sampai 5.000 orang, tetapi  berbahaya sehingga minimal harus ada dua bidan. Aki-
            di lain pihak ada Puskesmas yang pesertanya sampai  bat pengaturan itu, akhirya Puskesmas tidak bisa mem-
            20.000 orang. Kalau peserta eks Jamkesmas hanya bo-  berikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. (mp)
            leh dilayani Puskesmas, maka Puskesmas yang melayani   Foto: Odjie/Parle/Iw.


                                                                             PARLEMENTARIA  EDISI 111 TH. XLIV, 2014  15
   10   11   12   13   14   15   16   17   18   19   20