Page 71 - MAJALAH 225
P. 71

T O K O H






            bahwa untuk menuju ke masa depan,   dinilai membuat kerusakan.
            tidak dapat dengan mata buta. Maka   Untuk itu, ia menyunting kembali
            untuk melihat ke masa depan, harus   buku ‘Mustika Rasa’ yang dibuat oleh
            pergi ke masa lalu. “Karena masa   Presiden Soekarno pada tahun 1967.
            depan, kan, negeri yang enggak ada   Rizal menceritakan bila Soekarno
            petanya. Nah, gimana cara punya   pada tahun tersebut memaksa untuk
            peta ke masa depan? Ya, mengetahui   menerbitkan buku Mustika Rasa,
            masa lalu, itu alasannya saya belajar   karena menurut dia Indonesia saat itu
            sejarah,” tuturnya.               harus punya satu politik pangan yang
               Kesenangannya dalam            bisa menggaransi satu kedaulatan
            mempelajari masa lalu,            pangan.
            dituangkannya dalam tulisan, seperti   “Jadi kemerdekaan kita itu harus
            biografi seseorang dan yang unik   dimulai dari kemerdekaan di lidah,
            juga mengenai riwayat makanan     katanya. Kalau lidah kita terjajah,
            Indonesia. Salah satu buku seputar   maka seluruh total kita akan terjajah.
            makanan, yang ia sunting kembali,   Misalnya, bagaimana kita ini bukan
            yakni salah satu buku resep masakan   pemakan gandum, tapi tiap hari kita   FOTO: IST/NR
            Indonesia warisan Soekarno yang   makan roti, kita menjadi pengimpor
                                                                               JJ Rizal menyukai tukang cerita.
            berjudul ‘Mustika Rasa’.          gandum paling besar. Padahal,
               Ia melihat problem climate     negara ini enggak ada tempat     terus mengandalkan beras atau nasi.
            change yang menjadi persoalan     yang bisa menumbuhkan gandum,”      “Jadi enggak bisa semua di
            terbesar di seluruh muka bumi     jelasnya.                        Jawa-kan, jadi harus ada yang makan
            saat ini berkorelasi dengan krisis   Melihat riwayat makanan di    sagu, ya udah dihormati makan
            pangan. Tak hanya itu permasalahan   Nusantara, yang memiliki penduduk   sagu, makan sorgum, makan cantel,
            mengenai makanan di Indonesia juga   bhinneka dan keragaman pangan   makan jawawut, makan singkong.
            ada pada tingginya angka stunting   dari masing-masing daerah, ia   Dan itu harus belajar, kalau kita terus
            dan gizi buruk. Budaya makan      menilai, Indonesia perlu belajar untuk   mengandalkan makan nasi, kita
            masyarakat Indonesia yang terjadi   memahami keanekaragaman pangan   enggak akan pernah mencukupi.
            dalam periode panjang saat ini juga   pokok setiap daerah, sehingga tidak   Jadi, keanekaragaman pangan pokok
                                                                               itu menjadi penting,” ujarnya.
                                                                                  Dalam melestarikan sejarah, Rizal
                                                                               juga membangun sebuah lembaga
                                                                               riset dan penerbitan bernama
                                                                               Komunitas Bambu atau Kobam
                                                                               yang secara khusus menggarap
                                                                               buku-buku bertema sejarah. Kobam
                                                                               didirikan pada tahun 1998 saat
                                                                               terjadi krisis ekonomi dan politik.
                                                                               Rizal sendiri, menilai sebagai krisis
                                                                               identitas. Lantaran banyak orang
                                                                               Indonesia yang tidak tahu tentang jati
                                                                               dirinya, seperti orang yang mengaku
                                                                               Indonesia tapi perilakunya peodal
                                                                               dan melakukan korupsi.
                                                                                  “Padahal itu semua nilai yang
                                                                               bertentangan dengan nilai orang
                                                                               Indonesia. Anti demokrasi, fasistik,
                                                                               kaya gitu itu bertentangan. Nah,
                                                                               jadi krisisnya menurut saya adalah
                                                                               krisis ketidaktahuan tentang apa itu
                                                                            FOTO: IST/NR  Indonesia dan caranya cuma satu,
                                                                               pulang ke rumah sejarah,” tuturnya.
            JJ Rizal saat podcast di Radio Parlemen.                               gal/mh


                                                                          TH. 2023     EDISI 225     PARLEMENTARIA        71
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76