Page 14 - MAJALAH 207
P. 14
LAPORAN UTAMA
Dorong Terwujudnya pemulihan global dalam menjawab
berbagai tantangan yang dihadapi
Kesetaraan Gender perempuan. “Upaya ini tentu tidak
dapat kita lakukan sendiri, anggota
parlemen laki-laki bukan hanya
harus dilibatkan, tapi mereka juga
harus berpartisipasi aktif dalam
mewujudkan pemenuhan hak
Forum of Women Parliamentarians menjadi salah satu perempuan, karena manfaatnya
forum yang menjadi perhatian dalam Sidang IPU ke-144. akan dirasakan oleh seluruh anggota
Sebab, isu kesetaraan gender yang dialami perempuan, masyarakat,” sebut Irine.
Lebih lanjut, dalam forum parlemen
utamanya mengenai kesehatan perempuan, anak dan perempuan IPU tersebut, diskusi dan
remaja di kala pandemi, menjadi pembahasan penting usulan berbasis gender dilakukan
dalam forum tersebut. untuk dua rancangan resolusi, yakni
resolusi mengenai tema ‘Rethinking
dan reframing the approach to
peace processes with a view to
ANGGOTA khususnya di masa pandemi, fostering lasting peace’ dan resolusi
Badan Kerja diperlukan energi yang lebih kuat terkait ‘Leveraging Information and
Sama Antar antara seluruh pemangku kepentingan. Communication Technology as an
Parlemen “Saya memandang bahwa kita enabler for the education sector,
(BKSAP) DPR memerlukan energi yang lebih kuat including in times of pandemic’.
RI Irine Yusiana antara seluruh pemangku kepentingan Selama pembahasan dua resolusi
Roba Putri yang baik di tingkat nasional, regional, tersebut, forum parlemen perempuan
mendapatkan global dengan peran sentral parlemen, IPU mendorong terwujudnya
kesempatan terutama melalui peran parlemen kesetaraan gender secara global,
menjadi Ketua Panel Diskusi Forum of perempuan,” kata Irine. bukan hanya di masa pandemi
Women Parliamentarians mengatakan Irine mengatakan, parlemen namun hingga masa mendatang.
bahwa untuk merespon berbagai perempuan harus terus mendorong Terkait keterlibatan perempuan
tantangan yang dialami perempuan, dan memastikan segala upaya sebagai agen perdamaian, Irine
pada pertemuan Bureau of Women
Parliamentarians mempromosikan
pemberdayaan serta keterlibatan
perempuan menjadi agent of peace.
Sebab, menurutnya perempuan
menjadi salah satu korban yang
paling rentan dalam setiap
konflik, namun tanpa keterlibatan
perempuan, perdamaian akan
sulit terwujud. “Tidak ada satu pun
penyelesaian konflik dan perdamaian
abadi tanpa keterlibatan perempuan,”
imbuh legislator dapil Maluku Utara
tersebut.
Terkait konflik Rusia dan Ukraina,
Bureau of Women Parliamentarian
merekomendasikan komposisi
50 persen anggota task force
(gugus tugas) penyelesaian konflik
Rusia-Ukraina adalah perempuan.
Menurutnya, perempuan harus
ditempatkan sebagai aktor utama
Anggota BKSAP DPR RI Irine Yusiana Roba Putri. Foto: Pco/Man
14 PARLEMENTARIA EDISI 207 TH. 2022