Page 130 - Asas-asas Keagrariaan: Merunut Kembali Riwayat Kelembagaan Agraria, Dasar Keilmuan Agraria dan Asas Hubungan Keagrariaan di Indonesia
P. 130

sistem pemindahan kapal-kapal di Australia, sebab Torrens
                   berpengalaman menjadi pegawai bea dan cukai, yang bertugas
                   memindahkan hak kapal-kapal.
                        Semula, rencana ini ditentang para ahli hukum. Namun,
                   selepas ia terpilih sebagai anggota perwakilan rakyat di
                   Adelaide, buah pikirannya “Real Property act” atau “Torrens
                   act” dipraktekkan di Australia Selatan tahun 1858. Dia diangkat
                   sebagai Direktur pendaftaran tanah untuk menerapkan undang-
                   undang itu. Beberapa tahun kemudian, rencananya tersebut
                   terbukti efektif dan berdampak positif. Antara lain, kesahihan
                   hukum yang teguh, pemindahan hak yang lancar dan mudah,
                   setiap orang dapat merampungkan urusannya sendiri, dan

                   mengembangkan kredit tanah yang sehat. Sistem Torrens juga
                   diterapkan di Tasmania, Selandia-Baru, kepulauan Fidsji, Tunesia,
                   Aljazair, Malaya, Philippina, Brazilia, Spanyol, dan lainnya. 113

                   Jenis Naskah: Artikel. Jumlah Halaman:
                   Kata Kunci: Torrens, bea, cukai, kapal, Australia



             Hak-hak Tanah Menurut Rancangan Undang-undang Penanaman
                   Modal Aing dalam Hubungannya dengan Rancangan
                   Undang-undang Pokok Agraria (oleh: Mr. Boedi Harsono)
                   Madjalah Agraria, Tahun 1. No. 4 Djuli 1958

                   Indonesia membutuhkan modal asing demi mempercepat
                   pembangunan ekonomi serta memperbesar produksi nasional
                   guna meningkatkan penghidupan rakyat. Modal yang didapat di
                   Indonesia belum mencukupi, sehingga perlu menarik modal asing
                   untuk ditanam di Indonesia. Dalam upaya memenuhi kebutuhan
                   modal tersebut, maka harus dibuat berbagai ketentuan yang
                   jelas, di samping menghindari keraguan dari pihak modal asing.
                   Sebab itu, tahun 1956 pemerintah mengajukan suatu Rancangan



                   113 Majalah tersebut tersimpan di Perpustakaan Nasional RI, dan copiannya dikoleksi oleh
             Sekolah Tinggi Pertanahan Nasional di Yogyakarta.


                                   Dari Dirjen Agraria Menuju Kementerian Agraria  99
   125   126   127   128   129   130   131   132   133   134   135