Page 138 - 60 Tahun UUPA dan Generasi Muda Agraria yang Maju, Modern, dan Inovatif
P. 138
pada wilayah yang mengalami defisit produksi dimana akibat
tidak terpenuhinya kebutuhan beras pada wilayah tersebut akan
menjadikan kelangkaan dan mengakibatkan kenaikan harga
beras di pasar-pasar.
Dalam aspek bisnis tentu ini menjadi peluang bagi pihak-
pihak pemasok beras agar penjualan komoditinya dapat laris
di pasar dengan melihat ketimpangan surplus dan defisit
ini, serta dapat menjual dengan harga yang kompetitif tanpa
takut mengalami kerugian. Namun, disinilah pentingnya
peran pemerintah atau pihak pembuat kebijakan untuk andil
menstabilitaskan harga beras dan komoditi lainnya yang beredar
di pasar agar tidak disalahgunakan pihak tertentu dengan
memainkan harga. Muncul pertanyaan bagaimana pemerintah
menstabilkan aspek harga jual-beli pada sektor pangan ini?
Disinilah pentingnya suatu mekanisme yang mengusung konsep
Sustainable Entrepreneurship (SE) dimana pada konsep ini
bukan hanya profit dari keuntungan jual-beli yang dikejar, tetapi
memperhatikan aspek lingkungan dan aspek sosial penyediaan
pangan hasil pertanian ini.
Thompson, Kiefer, dan York (2011) mengatakan bahwa
SE atau wirausaha berkelanjutan ini memiliki tujuan utama
yaitu memikirkan orang-orang dan planet, hari ini dan besok,
serta profit bukanlah semata-mata tujuan pokok. Sistem
ini mengkonsolidasikan sumber daya yang telah ada, serta
mendesain proses bisnis dimana berfokus pada pembangunan
yang berkelanjutan. Sehingga SE menjadi suatu mekanisme
peningkatan kualitas lingkungan dan kesejahteraan sosial yang
melekat dalam kegiatan bisnisnya. Namun, dalam penerapan
konsep SE pada sektor pertanian khususnya komoditi beras
Generasi Milenial dan Sustainable Enterprenership Berbasis Agraria 119