Page 102 - Himpunan Policy Brief: Permasalahan dan Kebijakan Agraria Pertanahan dan Tata ruang di Indonesia
P. 102

Permasalahan dan Kebijakan Agraria, Pertanahan, dan Tata Ruang di Indonesia     93


             Hambatan-hambatan yang Dihadapi Dalam Pensertipifikatan Tanah Adat
                   Dengan telah meningkatnya kesadaran masyarakat akan arti pentingnya sertifikat tanah,
             maka  anggota  masyarakat  untuk  meminta  penegasan  hak    serta  sertifikat  hak  atas  tanah.
             Pensertifikatan  tanah adat tidaklah senantiasa berjalan lancar, kadang menghadapi hambatan
             hambatan antara lain:
             1.  Hambatan utama tidak adanya bukti penegasan dan pemilikan tanah secara tertulis;
             2.  Hambatan  kedua  sulitnya  yang  bersangkutan  untuk  mendapatkan  surat  pernyataan

                pengakuan  hak  dan  pemilikan  tanah  yang  harus  disetujui  dan  dikuatkan  oleh  ahli  waris,
                mamak  kepala  waris,  penghulu  suku,  KAN,  Kepala  Kelurahan/Kepala  Desa  dan  kepala
                kecamatan setempat;
             3.  Adanya gugatan-gugatan dari sementara pihak, baik datangnya dari anggota kaum sendiri

                maupun  dari  anggota  masyarakat  lainnya  yang  pada  pokoknya  tidak  menghendaki
                disertifikatkan tanah tersebut.
                   Para  pemangku  Adat  (Nagari,  Kaum  dan  Suku)  ada  kekhawatiran  akan  kehilangan
             kewenangan  dan  penghasilan  dari  aspek  kelembagaan  adat,  karena  tanah  mejadi  milik
             individualisasi  (perorangan).  Para  Anggota  Kaum  atau  Suku  ada  kehkawatiran  juga  kalau
             disertipikatan  atas  nama  mamak  Kepala  Waris,  karena  tidak  semua  Mamak  Kepala  waris

             memegang  amanah  untuk  mengelola  Tanah  Ulayat  Nagari.  Surat  Bukti  Kepemilikan  Tanah
             Ulayat  dan  tanah  Perorangan  sebagai  data  yuridis   yang  akan  didaftar  sebagai  objek  PTSL
             diperlukan penelitian secara mendalam terkait dengan Silsilah atau Ranji (Kepala Nagari, Suku
             dan Kaum) harus semua menanda tangani /menyetujui untuk diproses secara individu.





























                 Gambar 2:  Contoh Surat Keterangan Bukti Kepemilikan Tanah berdasarkan Ranji/Sisilah
                                                menurut Hukum Adat.

                   Eksistensi  MHA  memiliki  pengaruh  signifikan  terhadap  pelaksanaan  PTSL  di  Sumatera

             Barat.  Kondisi  ini  dibuktikan  dengan  ketidaktercapaian  pelaksanaan  PTSL  pada  beberapa
   97   98   99   100   101   102   103   104   105   106   107