Page 125 - Persoalan Agraria Kontemporer: Teknologi, Pemetaan, Penilaian Tanah, dan Konflik
P. 125
yang erat dengan perancang adat dalam dunia Melayu. Namun tidak dalam
semua teks tokoh Datuk Perpatih nan Sebatang itu dikisahkan dari
14
Pagarruyung Minangkabau.
Masyarakat adat Talang Mamak merupakan salah satu masyarakat
adat yang mendiami Provinsi Riau tepatnya di Kabupaten Indragiri Hulu
yang penyebarannya hingga mencapai Provinsi Jambi. Di wilayah Kabupaten
Indragiri Hulu masyarakat adat Talang Mamak terdapat di empat kecamatan
yaitu Rakit Kulim, Kecamatan Batang Cenaku, Kecamatan Rengat Barat, dan
Kecamatan Batang Gangsal dimana terdapat lebih dari 20 desa asli
masyarakat adat. Masyarakat adat Talang Mamak masih tergolong kepada
Melayu tua (Proto Melayu) juga sering di sebut juga “Suku Tuha” yang berarti
masyarakat adat yang lebih dulu mendiami wilayah Indragiri. Menurut
sejarah kerajaan-kerajaan Melayu Riau masyarakat adat Talang Mamak
termasuk dalam naungan Kerajaan Indragiri dan mendapatkan tempat
khusus dalam pemerintahan Kerajaan Indragiri dimana penyebutan Talang
Mamak berasal dari kata Talang yang berarti ladang dan Mamak yang berarti
15
kerabat dari pihak ibu yang harus dihormati.
Menurut Nurlela Hayati asal usul suku Talang Mamak mempuyai
16
beberapa versi: Pertama, Asal usul suku Talang Mamak dari Pagarruyung.
Dalam teks lisan yang masih dihafal oleh Patih Sutan Pangeran, Suku Talang
Mamak mempunyai hubungan yang erat dengan Datuk Perpatih Nan
Sebatang, yang diakui sebagai seorang pembesar Kerajaan Pagarruyung, yang
bertugas sebagai kelana, memeriksa berbagai daerah yang termasuk
pengaruh Kerajaan Pagarruyung atau Minangkabau. Tiap berkunjung ke
Rantau Kuantan Datuk Perpatih telah mengakhiri perjalanannya dengan
mengambil tempat di Sungai Limau, dekat Keloyang. Akhirnya datuk ini
menetap di sana. Karena Indragiri semakin ramai, maka Datuk Perpatih
memanggil seorang kemenakannya yang berada di Johor, bernama Raja Asli
untuk dinobatkan menjadi raja di Indragiri. Jadi Raja Kerajaan Indragiri
menurutnya adalah kemenakan Datuk Perpatih Nan Sebatang, sedangkan
Datuk Perpatih adalah mamaknya. Karena Datuk Perpatih yang dipandang
mamak oleh raja berada di Petalangan, maka terkenallah Talang (kampung)
itu dengan nama Talang Mamak, yang bisa berarti Talang tempat kediaman
Mamak atau Mamak yang tinggal di Petalangan.
Kedua, Dalam versi lain, menurut Tengku Arif di Kerajaan Indragiri
ada seorang patih sebagai Perdana Menteri dan seorang Temenggung yaitu
Datuk Temenggung Kuning. Patih ingin memanggil Narasinga untuk menjadi
raja di Indragiri tetapi tidak disetujui oleh Datuk Temenggung. Mereka
berbeda pendapat ketika bertemu di Bukit Bertingkah. Namun Patih tetap
meneruskan niatnya. Dia menjemput raja ke Malaka dengan
mempergunakan rakit yang terbuat dari kayu kulim, sehingga terkenal pula
14 Ibid.
15 Muntaza dkk, Identitas Orang Talang Mamak dan Wilayah Adatnya,
Bogor, Juli 2015, hlm 2
16 Nurlela Hayati, op.cit.
116