Page 196 - Orang Indonesia dan Tanahnya
P. 196

C. Van Vollenhoven  157
                    termasuk lingkungan suatu desa, baik sebagi tempat
                    penggembalaan umum, maupun dengan sifat lain.

                 Ayat 4 sampai dengan 8 ditambahkan pada tahun 1870 31


              (4)   Menurut peraturan yang harus ditetapkan dengan
                    peraturan umum, maka tanah dapat diberikan hak
                    erfpacht selama tidak lebih dari tujuh puluh lima tahun.

              (5)   Gubernur-Jendral menjaga, agar dalam setiap pemberian
                    tanah, hak-hak penduduk bumiputera tidak dilanggar.
              (6)   Tanah-tanah  yang dibuka orang-orang bumiputera
                    untuk keperluan sendiri, atau tanah-tanah yang
                    termasuk lingkungan suatu desa, baik sebagai tempat
                    penggembalaan umum maupun dengan sifat lain,
                    tidak boleh dipergunakan oleh Gubernur-Jendral
                    kecuali/bersandar atas pasal 77, dan untuk perkebunan
                    dari pemerintah menurut peraturan-peraturan yang
                    bersangkutan dengan  itu, dengan disertai  uang
                    penggantian kerugian yang saksama (untuk kepentingan
                    umum).

              (7)   Tanah yang dimiliki oleh orang bumiputera dengan hak
                    pakai turun-temurun, atas permohonan yang berhak,
                    dapat diberikan kepadanya dengan hak eigendom, dengan
                    pembatasan-pembatasan yang harus ditetapkan dengan
                    sebuah peraturan umum dan pula harus dicantumkan
                    dalam surat eigendom nya, yaitu mengenai kewajibannya
                    terhadap negara dan desa tentang hak menjual tanah itu
                    kepada orang bukan bumiputera.



              31  Catatan editor: Peraturan ini dituangkan dalam Staatsblad 1870 No.
                  55, yang dikenal luas sebagai Agrarische Wet atau Undang-undang
                  Agraria 1870.
   191   192   193   194   195   196   197   198   199   200   201