Page 87 - Konstitusionalisme Agraria
P. 87

anti-tesis atas kapitalisme-agraria kolonial. Tumbuh di atas
            keresahan-keresahan agraria yang kemudian menjadi situasi yang
            memungkinkan menjadikan konstitusi Indonesia sebagai konstitusi
            agraria.
                 Bagian ini  dimulai  dengan latarbelakang mengenai
            permasalahan agraria masa kolonial yang menjadi sasaran sekaligus
            alas an bagi pembentukan negara Republik Indonesia. Jawaban atas
            permasalahan agraria kolonial tercermin dalam Pasal 33 UUD 1945.
            Selanjutnya pembahasan mengenai pembentukan UUPA, peran Seksi
            Agraria UGM dalam perumusan UUPA, Paham Negara Integralistik
            dalam Hak Menguasai Negara, dan keberadaan UUPA sebagai bagian
            dari Konstitusi Agraria Indonesia. Selanjutnya dibahas  bagaimana
            Konstitusi Agraria Indonesia diterjemahkan dalam kebijakan
            pertambangan, nasionalisasi asset perusahaan asing, serta menjadi
            landasan bagi Program Land Reform dan kendala yang dihadapi
            dalam menjalankan program ini. Tidak ketinggalan membahas aspek
            kelembagaan mengenai pembentukan dan dinamika kementerian
            negara yang dibentuk dalam mengurusi permasalahan agraria,
            termasuk pula mengenai pembentukan Pengadilan Land Reform.


            Keresahan Agraria dan Perjuangan Kemerdekaan

            Sebuah hasil telaah yang penting untuk melihat keterkaitan
            kemerdekaan negara-negara dunia ketiga dengan persoalan agraria
            dituliskan oleh Erich Jacoby dalam buku Agrarian Unrest in Southeast
            Asia (1961). Jacoby berkesimpulan bahwa perjuangan kemerdekaan
            di beberapa negara dunia ketiga, termasuk negara-negara di Asia
            Tenggara dipantik oleh keresahan-keresahan agraria. Sebagaimana
            dikutip oleh Noer Fauzi, Jacoby menuliskan:

                 “… dapat dinyatakan dengan jelas bahwa sesungguhnya struktur agraria
                 yang merusak lah yang memberi jalan bagi gagasan kebangsaan, dan
                 perjuangan-perjuangan politik (selanjutnya) dikuatkan oleh identitas
                 rasa perjuangan kemerdekaan melalui perjuangan tanah.” (Fauzi,
                 2008; Jacoby, 1961).





               56     Konstitusionalisme Agraria
   82   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92